Saturday, August 03, 2024

Banyak Salah Kaprah Penggunaan Shuttlecock di Makassar dan Daerah lain di Indonesia ?

Oleh: Andi Ms Hersandy

Salah satu prihal yang kurang dipahami oleh pemain pemula, amatir yakni mentukan pilihan Speed atau kecepatan laju cock saat dipantulkan antara raket yang satu keraket yang satunya. Banyak yang menganggap bahwa teori semakin tinggi speed semakin cepat laju dengan menghiraukan suhu udara dalam ruangan atau luar ruangan (Indoor dan Outdoor) saat bermain sehingga menimbulkan salah kaprah memilih shuttlecock yang benar.  Misalnya diberbagai GOR Makassar banyak diantara para club-club PB menggunakan speed 78 dan 79 dalam ruangan (Indoor). Demikian juga para pemula terkadang menggunakan merek shuttelcock yang tanpa mencantumkan kategori Speed pada slot cock, dan jangan heran jika beberapa atlit mengeluhkan jika cock yang digunakan terlalu kencang.

Cara Jitu Menonaktifkan Real-time Protection Defender Windows 10

Beberapa laju kecpeatan/speed shuttlecock yang beredar saat ini dan umum digunakan diseluruh wilayah Indonesia adalah speed 75, 76, 77, 78. Namun perlu diketahui bahwa nomor speed yang digunakan disetiap negara berbeda-beda tergantung pada iklim dan musim di negara tersebut. Contohnya, di Negara produk  atelit dunia yakni China umumnya menggunakan shuttlecock dengan speed 76 saat musim panas dan 77 saat musim gugur.

Sementara di Indonesia yang beriklim tropis sangat cocok juga dengan dua nomor tersebut yakni 76 dan 77 dan sebagian daerah baik digunakan speed 75. Untuk negara yang didominasi musim dingin, nomor 78 dan 79 banyak dipilih. Sedangkan daerah berdataran tinggi menggunakan 73 dan 74. Productnation, tergantung pada temperatur, kelembaban, ketinggian dari permukaan laut serta tekanan udara.

Ukuran International - metric wt. - grain – speed

46 - 73 - very slow, Cocok untuk daerah dataran tinggi seperti benua Afrika

47 - 74 - very slow lambat yang cocok digunakan disemua dataran tinggi dari                                  permukaan laut.

48 - 75 - lambat, digunakan di daerah tinggi (pegunungan), cocok 30 derajat keatas.

49 - 76 - medium lambat, digunakan di daerah yang lebih hangat 25 – 30 deraja celcius.

50 - 77 - medium, digunakan di daerah pesisir 15 – 26 derajat celcius

51 - 78 - medium cepat, daerah dingin 0 – 15 derajat celcius

52 - 79 - cepat, daerah dingin, di bawah permukaan laut (eg: Belanda), cocok untuk                      daerah dibawah titik beku

53 - 80 - cocok digunakan didaerah  benuai Australia khususnya pada musim gugur.

Sesuai 6 kategori diatas, secara tradisional cock 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52 dan 53 dikategorikan berdasarkan pada beratnya. 46 berarti  mempunyai berat 4,6gr, 47=4,7gr, 48= 4.8g, 49 = 4,9gr, 50 = 5.0gr, 51 = 5,1 gr, 52 = 5,2 gr, 53-5,3gr, Namun beberapa produk ditemukan bahwa shuttlecock yang menggunakan kategori ini sering tidak akurat dan sulit untuk untuk dikelompokkan. Untuk itu, pengunaan cara lain dengan menggunakan kecepatan baku yakni  (Speed) 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, bahkan 80 sebagai gantinya. 

Banyak Salah Kaprah Penggunaan Shuttlecock di Makassar dan Daerah lain di Indonesia ?

Contoh baku apaila salah satu speed cock dipukul dengan kekuatan yang sama misalnya shuttlecock speed 76 akan berada 30 cm lebih jauh dari shuttlecock speed 75. Demikian juga lainnya maka akan berdurasi selisih 30 cm setiap kenaikan speed, dan ini akan berarti apabila speed cock semakin tinggi maka cock akan melaju lebih kencang. Namun teori ini akan berlaku pada daereah yang  sama dengan iklim atau cuaca yang sama pula. Kecepan cock akan banyak dipengaruhi oleh cuaca dan iklim suatu daerah.

Misalnya jika speed 77 digunakan di wilayah Makassar, Indonesia tentu akan melaju lebih kencang dan keras dibandingkan speed 77 digunakan di daearah Lembang, Bandung. Untuk itu diwilayah Indonesia  ada 3 kategori yang cocok yakni 75, 76 dan 77.

kecepatan shuttlecock akan berbeda disetiap lokasi  disuatu daerah maupun dunia, oleh karena itulah, di Cina, shuttlecock dengan Speed 76 digunakan pada musim panas dan Speed 77 pada musim gugur..

Dengan demikian setelah mengetahui kategori cock kini saatnya menentukan cock yang akan digunakan, nanum selain kategori cock yang perlu dipertimbangkan dalam memilih cock para atlit juga perlu memperhatikan 3 hal lainnya.

1. Kepadatan Udara

Kecepatan shuttlecock bergantung pada kepadatan udara di area tersebut. Jika jumlah udara total lebih sedikit di suatu area, berarti kepadatan udaranya lebih rendah. Dan, kepadatan yang lebih rendah berarti shuttlecock tidak akan mengalami masalah saat melaju dengan cepat. Jadi, jika sesorang tinggal di daerah pegunungan dengan kepadatan udara rendah, pilih kecepatan yang lambat karena misallnya 74. Penggunaan cock dalam ruangan ataupun luar ruangan (Indoor dan Outdoor) juga perlun disesuaikan.

2. Suhu

Dalam cuaca panas, kecepatan shuttlecock akan lebih kencang, sementara bermain di daerah yang lebih dingin dengan speed yang sama, kecepatan shuttlecock akan lebih lambat. Jika suhu meningkat di suatu daerah, kepadatan udara berkurang, sehingga memudahkan untuk menggunakan shuttlecock yang lambat. Karena alasan itulah Cina menggunakan shuttlecock 76-speed di bulan-bulan musim panas tetapi memilih feather birdie 77-speed yang sedikit lebih cepat di bulan-bulan musim dingin.

3. Ketinggian

Semakin tinggi ketinggian suatu tempat, maka kecepatan shuttlecock akan semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan kepadatan udara lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang dekat dengan permukaan laut. Jika Anda bermain di tempat yang lebih rendah (misalnya, di bawah permukaan laut), kecepatan shuttlecock akan lebih lambat. untuk itu harus memilih speed sesuai dengan ketinggian tempat tersebut.

Kesimpulan bahwa untuk wilayah Makassar cocok digunakan speed 76 dan 77 namun terkadang wilayah Makassar, Semarang, Palembang, Surabaya, Majalengka, Pangakal Belitung, Banjarmasin, Banjar Baru Tangerang  Selatan terkadang suhu udaranya mencapai 36 derajat celciul maka untuk itu penggunaan cock speed 75 dapat disesuaikan suhu ruangan dan keadaan cuaca disetiap musim. Daerah Timusr seperti NTT, Maluku dan Papua, sebagian daerah Sulawesi cocok digunakan speed  75 dan 74. Wilayah Barat sumatera  Jawa cocok untuk speed 76 dan sebagian daerah sangat cocok untuk speed 77. Berat untuk wilayah Indonesia berada disekitaran 4,9 gr - 5,0 gr meski sebagian ada yang menggunakan 4,8 gr.

 

Red: 



SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi