HR.ID - Sebuah video yang lagi viral saat ini, seorang taruna berpangkat Kolonel memberikan pandangannya pada sebuat group medsos antara perwira namun sesesorang membocorkannya dan beredar luas di masyarat.
Dalam video yang berdurasi selama 6 menit 04 detik, perwira yang menyebutkan namanya pada akhir durasi video, Kolonel Rahmat Sangaji, mengatakan pandangannya terhadap situasi Negara kesatuan republik Indonesia yang saat ini lagi dalam penjajahan para cukong.
Diawal video, beberapa nama yang sempat disebutkan seperti Wisnu dan juga ketua MPR Bambang Soesatyo dari partai Golkar. Bansoet, panggilan akrab Bambang S pada 17 februari 2020 lalu telah mengatakan bahwa para pemodal (Cukong) menguasai parpol-parpol, bahkan cukup dengan uang satu triliun saja, setelah itu mereka bisa mendikte kebijakan parpol yang dibayar. Untuk selanjutnya mereka mendikte parlemen (MPR).
Hal ini ditanggapi dan dibenarkan oleh Kolonel Rahmat dalam video tersebut. Rahmat mengatakan bahwa kondisi Negara kita ini dalam pandangan ilmu strategi, ilmu hukum dan lain-lainnya, memang dalam kekuasaan para cukong, seperti yang disampaikan Bambang Soesatyo.
“Mulainya darimana, undang-undang politik, tentang keuangan ada sumbangan dari asing, sumbangan partai politik diperkecil, sehingga cukong masuk, cukongnya mau membiayai pejabat-pejabat publik, yang inilah nanti berbalas budi, ini mulai dari tingkat bupati, gubernur, ya, mungkin sampai tingkat pipmpinan atas,” ungkap Rahmat
Rahmat juga menyatakan jika mereka-mereka yang telah bekerja sama dengan cukong, memangnya membela rakyat ? apa membangun betul ?, katanya, Kebanyakan yang membangun adalah cukong-cukong itu.
“Makanya disampaikan bapak Menhan saat kampanye, 4 orang mempunyai kekayaan sama dengan 100 juta bangsa kita. Itu dari mana, ? kalau system seperti itu jelas, system mafia yang diterapkan,” katanya
Dijelaskan olehnya, jika
sytem mafia yang diterapkan sudah pasti tidak transparan dan sulit untuk
itu. Makanya dengan adanya transparansi
medsos, para cukong ini terancam sehingga mempengaruhi keinginannya membuat
system pemerintahan yang oligarki, (Kekuatan Mutlak)
“Siapa itu, ya Komunis,” ungkapnya
Dijelaskan, Rahmat, system pemerintahan Komunis penguasa mempunyai kekuatan mutlak terhadap rakyat. Untuk diterapkan di cina yang banyak penduduknya, tepat, bagus katanya. Tapi di Indonesia, tidak, akan sulit, rakyat butuh hidup bahagia. Kekayaan tidak akan bisa disedot oleh para cukong jika bukan system komunis. Menurutnya, kepentingan-kepentingan inilah sehingga para cukong ingin membuat sytem pemerintahan komunis sehingga membuat kacau seperti ini situasinya.
“Dilihat aja, silahkan anda membela rakyat, anda akan dihujat, anda akan dihambat, nih pekerjaan para cukong, menggunakan, saya ulangi, menggunakan oknum-oknum aparat, aparat baik militer maupun sipil dijadikan keparat,” pengakuan pandangan Kolonel Rahmat, pada kajian di group terbatas, Group para perwira (mungkin Group Telegram para Perwira yang dimaksud).
Lebih lanjut dalam video ini, Kolonel Rahmat mengajak bersama berjuang, bagi teman-teman yang bekerja di perusahan-perusahaan para cukong, bongkar lewat medsos, bagaimana mereka mengurus perijinan tanah dengan kekuatan uangnya, disulap misalnya, hutan lindung, hutan konservasi dijadikan hutan produksi untuk perusahaan mereka.
“Cek aja, dilaut, undang-undang perikanan, tanya seluruh perwira angkatan laut, tahu nggak undang-undang perikanan, undang-undang perlindungan nelayan, dimana dibawah 60 GT hanya diberikan edukasi bukan ditangkap, itu masuk mana telegram aturan undang-undang itu ? telegramnya ada, ini, menggunakan oknum, cukong menggunakan oknum ya, banyak oknumnya, jadi marilah kita benahi,” ungkapnya
Selanjutnya rahmat menyatkan jika ini adalah diskusi antara Perwira, mengajak untuk berjuang, mengatakan yang benar itu benar, yang salah itu salah. Rahmat juga mengakui jika dirinya adalah sebagai dosen di kodiklat-AL.
“Center Of Excellance, perintah pimpinan, gunakan otak, namun saya bisa salah tapi saya sampaikan bahwa otak saya tidak pernah Hers selama menjadi taruna.Itu! Mari kita berjuang,” tegasnya
Dalam akhir video ini, Rahmat kembali mengajak segala komponen, disegala sektor untuk berjuang, membongkar kemaksiatan, sikat kemaksiatan, jangan mala, pejabat menjadi keparat, pelindung keparat. Kata dia, bangsat itu namanya. Mengingkari, menghianati negara kita sendiri, menjaul Negara kita.
“Mohon maaf bagi yang tersinggung, tapi gak betul dia tersinggung……………………..Salam hormat, dari letting 17, Kolonel Suhaji.
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami