Dirjen Pemasyarakatan Kemekumham Reynhard Silitonga, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum didampingi Isteri Lina Marlina meninjau proses belajar andikpas di LPKA Bandung |
LPKA "Penjara". Tempat Belajar, Bermain dan Berkarya
(Oleh: Siti Sundari)
Hari itu, Kamis tanggal 23 Juli 2020, di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)
nampak berbeda dari hari biasanya.
Lembaga Pembinaan (LP) yang biasa
sepi, saat itu nampak begitu sibuk dan
banyak tamu serta pejabat berdatangan. Lapanga sepak bola nampak semarak dengan
umbul-umbul yang tertancap mengelilingi. Di bagian depan gedung, pajangan karangan bunga tampak berjejer. Ya, hari itu LPKA Bandung punya hajat besar, ditunjuk Kemenkumham jadi tuan rumah
Peringatan Hari Anak Nasional secara virtual.
Dengan disaksikan dan diikuti oleh seluruh LP, LPP,
dan LPKA seluruh Indonesia, panitia penyelenggara dari Kemenkumham
menampilkan siaran langsung berbagai
atraksi para Andikpas sesuai minat dan bakatnya. Pertunjukan yang bertemakan "Energi
Milenial Anak LPKA " itu berjalan rapih dan tertata. Begitu menyedot
perhatian hadirin. Terenyuh hati ini
melihat mereka. Sebagai bagian dari anak bangsa, yang karena
berhadapan dengan hukum mereka terpaksa menjadi penghuni
"penjara" LPKA. Tapi ternyata mereka
begitu penuh talenta.
Atraksi panggung anak remaja
bertato saat membawakan sebuah lagu dengan gaya seorang penyanyi rocker, yang diringi
musik group band yang kesemua pemainnya
juga anak-anak, begitu meriah dan
mendapat applaus penonton.
Juga tarian dengan
kostum warna warni dengan hiasan
kepala berbagai bentuk seperti tokoh
pewayangan, turut memberi warna dan
memukau penonton.
Dan semua penonton
terdiam.Suasana begitu hening yang semula begitu meriah. Beberapa yang hadir
pun nampak berkaca-kaca saat seorang remaja lain dengan kostum berwarna jingga
menyala, membawakan puisi
"Cahaya Kehidupan".
Puisi yang berisikan tentang
curahan hati penyesalan seseorang yang terhukum karena berbuat dosa, yang
dibawakan dengan begitu apik, dan penuh penjiwaan. Diiringi dentingan musik intrumental yang
menyayat, begitu menyentuh dan begitu
memukau penonton.
Beberapa pejabat yang
hadir pun seperti
Dirjen Pemasyarakatan Reynhard Silitonga, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum,
Walikota Bandung Mang Oded, Siti Muntamah dari komisi 5 DPRD jabar, Lina Marlina Ketua PPLIPI
Jabar nampak terharu dan sempat
mengusap matanya.
Siapa menduga kalau
penampilan anak-anak remaja dalam
bernyanyi, menari, peragaan busana, dan membaca puisi itu, semuanya merupakan anak-anak
"terpenjara" binaan Lembaga Pembinaan
Khusus Anak (LPKA) kelas II Bandung.
Dari kostum penari dan
kostum peragaan busana, ibarat dari hulu sampai hilir semuanya
dibuat oleh anak-anak binaan.
Melihat penampilan mereka, penonton
dibuat berdecak kagum. Dari
membuat, merancang busana sampai
pertunjukan dikerjakan oleh anak-anak
binaan yang sekarang disebut degan istilah Andikpas.
"Baguuuus. Bagus
banget, tapi kasihan juga mereka. Saya prihatin. Semoga andikpas - andikpas itu
fight. Mereka jadi anak hebat nanti". Itulah kesan yang disampaikan Siti
Muntamah, isteri Walikota Bandung.
Selanjutnya, sebagai anggota
Komisi 5 DPRD Jabar, Siti Muntamah akan memperjuangkan mereka dengan membuat Perda perlindungan
anak.
Kesan yang sama juga
disampaikan Jorge Marquez, dari
"Free & Safe" Indonesia Foundation yang selama ini membina
andikpas menyatakan rasa senangnya
melihat penampilan mereka.
"Bangga, sangat bangga. Anak-anak LPKA tidak berbeda dengan anak-anak lain yang
hidup bebas. Saya senang seluruh bangsa Indonesia melihat anak-anak LPKA punya talenta besar. Suara bagus. Disiplin melakukan kegiatan
dengan baik," ujar Jorge saat diminta tanggapan tentang penampilan
anak-anak LPKA dengan aksen bahasa Indonesia yang masih terdengar kaku.
Jorge Marques, yang juga
pesepak bola asal Meksiko, di
balik rasa banggaanya, ada terbersit nada keprihatinan mendalam. Founder
Yayasan "Free & Safe" itu
menekankan jika andikpas adalah sama dengan anak lain.
" Tapi mereka perlu
dibantu dan dibina, karena mayoritas dari mereka berasal dari keluarga
"broken home", tidak punya orang tua,
orang tua berpisah, dsb, " tambah Jorge lebih jauh.
Dirjen Pemasyarakatan menyerahkan ijazah secara simbolis kepada Andikpas yang telah lulus SLA dan pemberian remisi kepada 857 Andikpas di LPKA seluruh Indonesia |
Sementara itu, Wagub
Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan pentingnya pembinaan mental
anak-anak LPKA. Diharapkan ilmu yang diberikan bukan hanya
ilmu duniawi, tetapi juga ukhrawi agar saat keluar menghirup kebebasan, mereka punya iman yang tangguh dalam menjalani kehidupan.
Retno Yuniherdiningsih,
Kepala LPKA Bandung mengakui, kalau kemampuan unjuk gigi anak binaannya di
bidang seni di lembaga yang dipimpinnya itu, tidak terlepas dari peranan banyaknya pihak dan relawan yang terlibat di dalamnya.
Beberapa dari organisasi dan komunitas itu di antaranya
adalah PKBM (pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), PKBI (perencanaan Keluarga
Berencana indonesia), LAHA ( lembaga Advokasi Hukum Anak), PPLIPI
(Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia), Posko 85, DKM Lautze,
Free & Safe Indonesia Foundation, dan masih banyak lagi yang
menaruh kepedulian terhadap Andikpas.
Sekarang, tempat anak-anak
menjalani masa hukuman di LPKA, lebih
pantas disebut asrama bukan penjara. Asrama tempat mereka digembleng dan ditempa dengan berbagai
keterampilan. Kegiatan olahraga seperti senam, bulu tangkis, tenis meja dan sepak bola rutin
dilakukan.
Di dalam LPKA, mereka juga
bisa belajar sebagaimana sekolah umum.
Keterampilan yang diberikan oleh relawan itu bermacam-macam pula. Mulai dari jahit-menjahit, budidaya ikan, bercocok
tanam palawija, pelatihan jadi pemangkas rambut, dsb.
termasuk di dalamnya memperoleh bimbingan ilmu agama.
Siti Muntamah, kepada para Andikpas berpesan, jangan sia-siakan semua yang diberikan selama
di LPKA. "Insya Allah pemerintah
akan memperhatikan kalian. Bertobatlah
dan jadilah anak yang baik, karena
kalian harapan bangsa, " pesan
Istri Walikota Bandung itu saat bersama tamu lainnya diajak melihat ruang kelas
yang sedang berlangsung kegiatan
belajar.
Sementara itu Lina
Marlina, Ketua PPLIPI Jabar tanpa banyak bicara memperhatikan
dengan seksama kegiatan belajar Andikpas
di LPKA mendampingi Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, sang suami. PPLIPI Jabar sebagai mitra LPKA selama ini
bersama komunitas dan organisasi lain memang mulai intens memberi perhatian terhadap
anak-anak binaan melalui Komisi Sosial dengan aksi berbagi dan penghapusan
tato. Lina pun dengan lembut memeluk
dan mengusap anak binaan LPKA
seperti seorang Ibu memberi
semangat agar sabar dalam menjalani statusnya sebagai warga binaan.
Sebagaimana harapan
Wagub Jabar, Ko Rahmat sudah memikirkan itu lebih dulu. Bersama kawan-kawan lainnya
dari komunitas masjid sering memberi
bimbingan agama.
"Sederhana saja saya lakukan. Mereka bertanya, Qur'an
menjawab. Selebihnya mereka kita
rangkul. Mereka suka bermanja-manja sama Koko seperti kakak adik, " jelas
mualaf yang jadi Ketua DKM Lautze itu.
Memang benar pembinaan anak
dengan banyak pihak yang ikut membantu
dan menggembleng para andikpas menjadi anak yang tangguh dan berbudi pekerti,
menunjukkan hasil yang signifikan. Para
Andikpas Penghuni LPKA Bandung kian berkurang saja jumlahnya.
Dirjen Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga terlihat puas dan senang dengan kondisi itu
dan berharap para andikpas jebolan LPKA
itu bisa bekerja, bermasyarakat, tidak kembali lagi sebagai ke LPKA. Pada
kesempatan Hari Anak Nasional itu Reynhard memberikan SK pemberian remisi kepada 857 Andikpas di LPKA seluruh Indonesia yang diserahkan secara
simbolis. Dan menyerahkan sertifikat
kelulusan Andikpas yang berhasil
menempuh pendidikan sekolah lanjutan atas.
Itulah sepenggal catatan
yang diambil dari Hari Anak Nasional
tahun 2020 yang oleh
Kemenhkumham sebagai penyelenggara dipusatkan
di LPKA Kelas II Bandung. Anak
adalah harapan bangsa. Dengan adanya pembinaan, bukan siksaan, diharapkan mereka menjadi generasi penerus bangsa hebat yang tangguh.
Semoga !?
Penulis: Wartawan RS-02.Com
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami