HR.ID - Aksi Organisasi Papua
Merdeka (OPM) yang dilkukan tak jauh dari depan kampus Universitas Muslim Indonesia membuat Geram
para Alumni UMI. Pasalnya Aksi itu
dilakukan oleh oknum-oknum yang bukan kalangan Almamater dan juga adalah satu
kegiatan yang meronrong keberadaan NKRI.
Seperti diketahui Puluhan
orang menggelar aksi Papua Merdeka yang berunjuk rasa di Jalam Urip Sumoharjo,
Kota Makassar, Rabu (1/7/2020). Namun, unjuk rasa tersebut dihadang sejumlah
ormas, sehingga menjadi kocar kacir.
Ditengarai bahwa aksi OPM
tersebut disusun dalam Kampus UMI Makassar, dan membuat Alumni kampus UMI merasa
geram dengan perlakuan OPM tersebut yang memanfaatkan kampus sebagai ajang
untuk merdeka dan terlepas dari NKRI.
Pemimpin Redaksi Tabloid
Harapan Rakyat, Andi Ms Hersandy ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa hal itu
sungguh sangat disayang jika ada oknum Mahasiswa UMI yang mengajak teman-temannya
melakukan persiapan aksi didalam kampus dalam Rangka aksi solidaritas mereka.
“Ini sangat disayangkan OPM
bisa masuk di UMI Makassar, dan ini sungguh sangat memalukan Almamater,” katanya Jum’at
(3/7/20).
Alumni UMI Faperta ini juga
mengatakan jika kejadian seperti ini jangan terulang lagi, dan pihak Rektorat harus
turun tangan menyelesaikan persoalan seperti ini agar tidak
berlarut-berlarut. Hal ini harus
dihentikan agar tidak terjadi benturan antara Mahasiswa Pro dan Kontra terhadap
OPM.
“Pihak rektor seharusnya
bekerja Keras mengusut dan menuntaskan masalah ini, jangan dibiarkan, apalagi ada
informasi bahwa sejak lama OPM sering beraksi lewat kampus UMI,” katanya lagi.
Menurut Andi Ms Hersandy, keberadaan saudara-saudara kita yang dari papua mesti berbangga memiliki Makassar yang bagian dari NKRI, mereka itu jadi Mahasiswa di Makassar dan selayaknya mereka wajib menghargai warga Masyarakat untuk tidak melakukan Aksi teriak-teriak merdeka di Makassar.
"Jika ingin teriak merdeka, silahkan lakukan di Papua sana, jangan di Makassar apalagi menjadikan kampus sebagai tempat menyusun aksi, itu tidak benar," ucapnya.
Menurut Andi Ms Hersandy, keberadaan saudara-saudara kita yang dari papua mesti berbangga memiliki Makassar yang bagian dari NKRI, mereka itu jadi Mahasiswa di Makassar dan selayaknya mereka wajib menghargai warga Masyarakat untuk tidak melakukan Aksi teriak-teriak merdeka di Makassar.
"Jika ingin teriak merdeka, silahkan lakukan di Papua sana, jangan di Makassar apalagi menjadikan kampus sebagai tempat menyusun aksi, itu tidak benar," ucapnya.
Senada dengan Andi Ms
Hersandy, salah seorang ketua ormas (BMI), Muh. Zulkifli yang juga Alumni UMI Faktek mengatakan jika hal itu adalah sebagai contoh buruk yang diperlihatkan
Mahasiswa UMI yang memanggil teman-temannya yang bukan Mahasiswa UMI untuk
menyusun aksi pergerakan didalam Kampus.
“Kampus seakan-akan dijadikan
tempat untuk melakukan persiapan Aksi yang meronrong NKRI, kami tidak terima
itu,” tegas Zulkifli.
Untuk itu, zulkifli
berhartap agar orang-orang luar yang menjadikan UMI sebagai tempat penyusunan
aksi harus diproses. UMI harusnya
keberatan kepada oknum atau tokoh yang sengaja mengarahkan orang masuk kedalam
kampus untuk melakukan persiapan kegiatan aksinya.
“Kami akan berhadapan
dengan mereka, apalagi aksi mereka itu
adalah meneriakkan Papua Merdeka dan juga meneriakkan pembebesan Tahanan
Politik, padahal para tahanan itu adalah pelaku-pelaku kriminal yang telah
membunuh saudara-saudara kami di Papua,” kecam Zulkifli.
Zulkifli juga menjelaskan
bahwa mererka para kelompok-kelompok pencinta NKRI saat ini lagi berjuang menyelamatkan Pancasila dari penyusunan RUU HIP namun ada juga kelompok-kelompok yang justru
menginginkan kemerdekaan.
“Intinya tak ada kata merdeka
diatas merdeka dan kami tidak sudih UMI dijadikan markas bagi mereka,”
pungkasnya.
Red: Md
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami