Tuesday, July 21, 2020

Menjelang Pilkada Serempak 2020, Sucianti Mencederai DPD II Golkar Butur



HR.ID - Pengurus DPD II Golkar Buton Utara (Butur) melalui Ketua Bapilu La Udu, menanggapi Pernyataan bidang pemenangan pilkada wilayah Sulawesi, Sucianti Suaib Saenong yang menyatakan karena semua yang dilakukan tanpa mahar dan bukan kolusi.

Menurut mantan anggota DPRD Butur periode 2014-2019 ini, pernyataan Sucianti Suaib Saenong tidak mencerminkan sebagai kader partai Golongan Karya karena cukup mencederai pengurus DPD II Golkar Butur.

"Pernyataan ini tidak mencerminkan kader partai Golkar, karena cukup mencederai pengurus DPD II Golkar Butur. Justru kami menilai ada sesuatu kelewat melebih-lebihkan Ridwan Zakariah di mata DPP,” ujar La Udu saat konperensi pers di kediamannya, Senin (20/07/20).

La Udu membahkan, pernyataan Sucianti yang menyatakan bahwa partai Golkar ingin memilih calon bupati yang menang untuk di pilkada Butur. Seharusnya belum tepat untuk diungkapkan sekarang karena pilkada serentak akan di gelar 9 Desember mendatang.

Mengenai hasil survei yang sering disebut Sucianti, La Udu sangat menghargai, tapi satu hal yang harus di sebutkan lembaga mana dan kapan surveinya diturunkan.

"Soal lembaga survei yang sering disebut Sucianti patut kita hargai tapi, lembaga survei yang mana dan kapan dilakukan?
Dan hari ini kita belum bisa bicara siapa yang menang dan siapa yang kalah karena pilkada nanti 9 Desember,” jelas La Udu.

Lanjut Ketua Bapilu Golkar Butur ini, bahwa soal Butur tentu DPD II Golkar Butur yang lebih paham dan tau kondisi di lapangan. Sucianti harus memberikan penjelasan di DPP dan Publik secara obyektif atas dinamika di daerah wilayah pemenangannya.

Sementara untuk Soal Butur tentu DPD II Butur lebih memahami, harusnya Sucianti lebih obyektif dalam memberikan penjelasan di DPP bahkan di Publik atas dinamika di daerah dalam kewenangannya sebagai pemenang pilkada wilayah Sulawesi.

"Perlu diketahui Ridwan Zakariah perna menjabat Bupati Butur periode 2010-2015 dan harus menerima kekalahannya atas pasangan Abu Hasan-Ramadio di periode keduanya, dan seperti apa posisi Golkar saat itu. Tak mungkinlah kami mendukung calon yang perna kami kalahkan. Jadi soal komitmen membesarkan partai patut disangsikan, apalagi komitmen itu hanya disampaikan di DPP sebagaimana pernyataan Sucianti,” bebernya.

Kata La Udu, Maka hadirnya Aswadi Adam sebagai salah satu pengurus partai Golkar Sulawesi Tenggara yang masuk dalam bursa calon Bupati Butur yang telah memenuhi syarat dukungan partai adalah peluang emas bagi pengurus DPD II Golkar Butur untuk bisa berbenah diri, karena komitmen untuk membesarkan partai tak perlu diragukan lagi. Dan kami punya keyakinan pasangan Aswadi-Fahrul (ASRUL) bisa menang, masyarakat cenderung memilih calon yang baru ketimbang petahana dan mantan petahana.

Red : (Run)


SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi