Wednesday, June 03, 2020

Video Viral: Dokter Sogok Keluarga Korban Pasien Corona di Manado. Ini Faktanya



HR.Id - Video viral seorang warga membuat video yang menuding pihak rumah sakit membayar keluarga pasien yang telah meninggal dengan alasan agar sipasien disebut dianggap sebagai pasien positif Corona.

Dua video yang beredar masing-masing, ‘massa bergumpul dan memprotes tindakan protokol pemakaman Covid-19 yang akan diberlakukan pada jenazah pasien. Bahkan dengan berteriak-teriak, massa menerobos masuk ke RS dan mengambil jenazah yang sudah dibungkus dengan kafan. Masih dengan teriakan, massa memboyong jenazah masuk ke mobil ambulans’

Kemudian Video kedua memperlihatkan sesorang yang sedang mewancarai keluarga pasien seorang pemuda yang disebutkan sebagai anak pasien menerangkan bahwa pada saat selesai memandikan jenazah ayahnya, pihak RS dalam hal ini dokter yang menangani memberikan uang kepadanya agar jenazah tidak lagi dibawa ke rumah dan langsung dibawa ke lokasi pemakaman.

Video itu beredar luas di FB dan disebutkan pihak rumah sakit menyogok keluarga pasien dan dengan jumlahnya 9 juta da nada pula yang menuliskan dengan 50 juta. https://m.facebook.com/story.php?stor... https://m.facebook.com/groups/4257590... https://m.facebook.com/story.php?stor... https://www.google.com/amp/s/www.info... dan di terusakan di youtube oleh edy sofyan chaenal

Dalam video yang kedua tersebut tak Nampak adanya pihak rumah sakit ketika untuk memberika klarifikasi ke keluarga pasien maksaud pemberian uang kepada korban.

Keluarga korban yang juga memberi pernyataan tidak menjelaskan apa maksud pemberian uang tersebut, ia hanya menjelaskan jika dia diberi uang oleh seorang dokter dan tidak diberi penjelasan apa maksud uang tersebut diberikan kepadanya makanya ia menolak.

Tapi justru yang terdengar di vidio ini malah si orang yg mewawancara sekaligus pembuat video yg menjelaskan uang itu untuk sogokan rumah sakit agar keluarga mau si pasien itu di kuburkan sebagaimana orang yg kena corona

Sementara  saksi saat kejadian penjelsan dalam vidio itu menyebutkan hanya pemuda itu adiknya dan pak imam dan tak ada terdengar keluarga korban menyatakan jika uang itu adalah untuk sogokan.

Dilain pihak, sipembuat video menyebutkan secara langsung tentang kasus sogokan yang disuguhkan keluarga korban oleh pihak dokter rumah sakit.

“Ini adalah salah satu anak dari pada Almarhum yang menyatakan sikap bahwa akan di sogok uang untuk diam agar pasien ini dikuburkan secara corona,” sebutnya

“Ini pernyataan lansung dari si anak yang telah meninggal orang tuanya.  Jadi pemirsa sekalian ini adalah suatu pembodohan, dimana kita dipaksa,”

Dalam video tersebut juga sia anak bercerita jika disodori uang sebanyak Tiga Kali, dan ia pertanyakan ini uang untuk apa dengan bahasa daerah manado.

“Ini doi apa ?  ngana tanya ini doi apa.  Tiga kali ngana bilang. Ini ambil jo, ini doi dari rumah sakit,” jelasnya tanpa ada penjelasan dari pihak rumah sakit dan katanya mereka langsung pergi.

“Aneh kan pak, sangat jangal sekali kejadian ini,” ucap sipembuat video.

“Ini akan seluruh Indonesia akan tahu kejadian ini di kota Manado, kabarnya di kelurahan ketan Baru dan ternate baru. Bahwa pernyataan ini adalh anak dari Almarhum sendiri,  di Rumah sakit Pancaran Kasih di Kota Manado.  Bahwa Dokter menyogok anak dengan beberaspa uang tapi anknya tolak.  Ini tolong diviralkan keseluruh Indonesia aqgar terbongkar kasus-kasus seperti ini.  Terimakasih. 

Selanjutnya sang pembuat video menyatakan kekesalannya kepada pihak keamanan..Tedengar pula bahwa pihak dokter menurut pengakuan keluarga Pak Imam juga diberi uang oleh pihak rumah sakit tersebut.

Kami mencoba menelusuri kasus yang menghebohkan ini ternyata beredar klarifikasi  oleh seorang anggota DPRD Manado yang membidangi kesehatan dr Suyanto Yusuf menuturkan, info tersebut tidak benar. Yusuf menuturkan, Senin malam sekira pukul 21.30, dirinya sudah ditelepon langsung direktur RS Pancaran Kasih.  Hal ini juga telah dibuat Entry oleh media lokal Manado Pos pada senin malam (1/6/20)
“Info itu tidak benar. Yang benar adalah pemberian uang rasa kemanusiaan dan kepedulian pihak RS kepada petugas keimaman berjumlah 500 ribu rupiah untuk pembelian baju hazmat dan APD lengkap,  honor pak imam dan petugas keimaman yang memandikan dan mengkafani jenazah. Untuk mencegah penularan. Untuk masalah protap dan SOP sudah sesuai,” beber Yusuf.


Dalam pesan wa yang beredar dr Suyanto Yusup mengatakan, “Assalamualaikum.  Selamat Malam. Bapak ibu saudaraku semua, terkait penyiaramn langsung di media oleh pihak keluarga yang meninggal di RS. PK, saya dr suyanto yusuf anggota DPRD Manado yang membidangi kesehatan, sudah di telefon langsung langsung oleh direktur  RS jam 21.30 wita Senin 1 Juni, bahwa info itu Tidak Benar.  Yang benar adalah pemberian uang rasa kemmanusiaan dan kepedulian pihak RS kepada petugas keimaman berjumlah 500 rb untuk pembelian baju hazmat dan APD lengkap, honor pak imam dan petugas keimaman yang memandikan dan mengkafani jenazah utk mencegah penularan. Untuk masalah protap danSOP sudah sesuai,”  



Diketahui, jenazah tersebut merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) warga Kecamatan Singkil, yang meninggal dunia di Ruang ICU Isolasi RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, Senin (1/6) sekira pukul 13.30 Wita. Pasien yang masuk rumah sakit (RS) sejak 26 Mei lalu itu, diketahui masuk kategori PDP lantaran didiagnosa mengalami Pneumonia dan kehilangan kesadaran.
Informasi itu juga menyebutkan jika pada pukul 15.00 pihak keluarga masih tidak setuju jenazah dilakukan penanganan dengan protokol Covid-19.

Pukul 17.40 Wita, massa mendapat isu jika pihak keluarga akan mendapatkan uang sebesar Rp 15.000.000 dari pihak RSU Pancaran Kasih. Kemudian massa semakin tidak terkendali dan langsung mencari jenazah untuk dibawa ke rumah duka.
Pukul 17.50 wita pihak keluarga bersama masyarakat berhasil membawa jenazah dan langsung menuju rumah duka di Kelurahan Ternate Baru Lingkungan I Kecamatan Singkil Kota Manado untuk dilakukan pemandian dan sholat jenazah serta persiapan pemakaman.
Berdasarkan keterangan Khairul Lasarika, selaku anak dari jenazah pasien menerangkan, pada saat selesai memandikan jenazah ayahnya, dokter yang menangani, memberikan uang kepadanya. “Agar jenazah tidak lagi dibawa ke rumah dan langsung dibawa ke lokasi pemakaman dan dimakamkan sesuai prosedur Covid-19,” katanya. Keterangan ini dikatakan di hadapan massa yang ikut menjemput jenazah. Kemudian timbul reaksi dari massa sehingga pihak keluarga beserta massa sekira 200 orang menerobos ruang jenazah. Pukul 18.00 Wita Kapolresta Manado AKBP Elvianus Laoli SIK tiba di RSU Pancaran Kasih.
Kabarnya pihak RSU Pancaran Kasih tidak menyatakan pernyataan memberikan uang tersebut dan yang menyebarkan isu tersebut dari pihak keluarga. 
Hingga berita ini dipublikasikan, kami terus mencoba mendapatkan informasi tentang klarifikasi dari pihak rumah sakit, namun belum kami dapatkan.

Red: Md


SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi