HR.Id - Video viral seorang
warga membuat video yang menuding pihak rumah sakit membayar keluarga pasien
yang telah meninggal dengan alasan agar sipasien disebut dianggap sebagai
pasien positif Corona.
Dua video yang beredar
masing-masing, ‘massa bergumpul dan memprotes tindakan protokol pemakaman
Covid-19 yang akan diberlakukan pada jenazah pasien. Bahkan dengan
berteriak-teriak, massa menerobos masuk ke RS dan mengambil jenazah yang sudah
dibungkus dengan kafan. Masih dengan teriakan, massa memboyong jenazah masuk ke
mobil ambulans’
Kemudian Video kedua memperlihatkan
sesorang yang sedang mewancarai keluarga pasien seorang pemuda yang disebutkan
sebagai anak pasien menerangkan bahwa pada saat selesai memandikan jenazah
ayahnya, pihak RS dalam hal ini dokter yang menangani memberikan uang kepadanya
agar jenazah tidak lagi dibawa ke rumah dan langsung dibawa ke lokasi
pemakaman.
Video itu beredar luas di FB
dan disebutkan pihak rumah sakit menyogok keluarga pasien dan dengan jumlahnya 9
juta da nada pula yang menuliskan dengan 50 juta. https://m.facebook.com/story.php?stor... https://m.facebook.com/groups/4257590... https://m.facebook.com/story.php?stor... https://www.google.com/amp/s/www.info... dan di terusakan di youtube oleh edy sofyan chaenal
Dalam video yang kedua tersebut
tak Nampak adanya pihak rumah sakit ketika untuk memberika klarifikasi ke keluarga
pasien maksaud pemberian uang kepada korban.
Keluarga korban yang juga
memberi pernyataan tidak menjelaskan apa maksud pemberian uang tersebut, ia
hanya menjelaskan jika dia diberi uang oleh seorang dokter dan tidak diberi
penjelasan apa maksud uang tersebut diberikan kepadanya makanya ia menolak.
Tapi justru yang terdengar di
vidio ini malah si orang yg mewawancara sekaligus pembuat video yg menjelaskan
uang itu untuk sogokan rumah sakit agar keluarga mau si pasien itu di kuburkan
sebagaimana orang yg kena corona
Sementara saksi saat kejadian penjelsan dalam vidio itu
menyebutkan hanya pemuda itu adiknya dan pak imam dan tak ada terdengar
keluarga korban menyatakan jika uang itu adalah untuk sogokan.
Dilain pihak, sipembuat
video menyebutkan secara langsung tentang kasus sogokan yang disuguhkan keluarga
korban oleh pihak dokter rumah sakit.
“Ini adalah salah satu anak dari
pada Almarhum yang menyatakan sikap bahwa akan di sogok uang untuk diam agar
pasien ini dikuburkan secara corona,” sebutnya
“Ini pernyataan lansung dari
si anak yang telah meninggal orang tuanya.
Jadi pemirsa sekalian ini adalah suatu pembodohan, dimana kita dipaksa,”
Dalam video tersebut juga
sia anak bercerita jika disodori uang sebanyak Tiga Kali, dan ia pertanyakan
ini uang untuk apa dengan bahasa daerah manado.
“Ini doi apa ? ngana tanya ini doi apa. Tiga kali ngana bilang. Ini ambil jo, ini doi
dari rumah sakit,” jelasnya tanpa ada penjelasan dari pihak rumah sakit dan
katanya mereka langsung pergi.
“Aneh kan pak, sangat jangal
sekali kejadian ini,” ucap sipembuat video.
“Ini akan seluruh Indonesia akan
tahu kejadian ini di kota Manado, kabarnya di kelurahan ketan Baru dan ternate
baru. Bahwa pernyataan ini adalh anak dari Almarhum sendiri, di Rumah sakit Pancaran Kasih di Kota
Manado. Bahwa Dokter menyogok anak
dengan beberaspa uang tapi anknya tolak.
Ini tolong diviralkan keseluruh Indonesia aqgar terbongkar kasus-kasus
seperti ini. Terimakasih.
Selanjutnya sang pembuat
video menyatakan kekesalannya kepada pihak keamanan..Tedengar pula bahwa pihak
dokter menurut pengakuan keluarga Pak Imam juga diberi uang oleh pihak rumah
sakit tersebut.
Kami mencoba menelusuri
kasus yang menghebohkan ini ternyata beredar klarifikasi oleh seorang anggota DPRD Manado yang
membidangi kesehatan dr Suyanto Yusuf menuturkan, info tersebut tidak benar.
Yusuf menuturkan, Senin malam sekira pukul 21.30, dirinya sudah ditelepon
langsung direktur RS Pancaran Kasih. Hal
ini juga telah dibuat Entry oleh media lokal Manado Pos pada senin malam (1/6/20)
“Info itu tidak benar.
Yang benar adalah pemberian uang rasa kemanusiaan dan kepedulian pihak RS
kepada petugas keimaman berjumlah 500 ribu rupiah untuk pembelian baju hazmat
dan APD lengkap, honor pak imam dan
petugas keimaman yang memandikan dan mengkafani jenazah. Untuk mencegah
penularan. Untuk masalah protap dan SOP sudah sesuai,” beber Yusuf.
Dalam pesan wa yang
beredar dr Suyanto Yusup mengatakan, “Assalamualaikum. Selamat Malam. Bapak ibu saudaraku
semua, terkait penyiaramn langsung di media oleh pihak keluarga yang meninggal
di RS. PK, saya dr suyanto yusuf anggota DPRD Manado yang membidangi kesehatan,
sudah di telefon langsung langsung oleh direktur RS jam 21.30 wita Senin 1 Juni, bahwa info itu
Tidak Benar. Yang benar adalah pemberian uang rasa
kemmanusiaan dan kepedulian pihak RS kepada petugas keimaman berjumlah 500 rb
untuk pembelian baju hazmat dan APD lengkap, honor pak imam dan petugas
keimaman yang memandikan dan mengkafani jenazah utk mencegah penularan. Untuk
masalah protap danSOP sudah sesuai,”
Diketahui, jenazah tersebut merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) warga Kecamatan Singkil, yang meninggal dunia di Ruang ICU Isolasi RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, Senin (1/6) sekira pukul 13.30 Wita. Pasien yang masuk rumah sakit (RS) sejak 26 Mei lalu itu, diketahui masuk kategori PDP lantaran didiagnosa mengalami Pneumonia dan kehilangan kesadaran.
Diketahui, jenazah tersebut merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) warga Kecamatan Singkil, yang meninggal dunia di Ruang ICU Isolasi RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, Senin (1/6) sekira pukul 13.30 Wita. Pasien yang masuk rumah sakit (RS) sejak 26 Mei lalu itu, diketahui masuk kategori PDP lantaran didiagnosa mengalami Pneumonia dan kehilangan kesadaran.
Informasi itu juga
menyebutkan jika pada pukul 15.00 pihak keluarga masih tidak setuju jenazah
dilakukan penanganan dengan protokol Covid-19.
Pukul 17.40 Wita, massa mendapat isu jika pihak keluarga akan mendapatkan uang sebesar Rp 15.000.000 dari pihak RSU Pancaran Kasih. Kemudian massa semakin tidak terkendali dan langsung mencari jenazah untuk dibawa ke rumah duka.
Pukul 17.50 wita pihak
keluarga bersama masyarakat berhasil membawa jenazah dan langsung menuju rumah
duka di Kelurahan Ternate Baru Lingkungan I Kecamatan Singkil Kota Manado untuk
dilakukan pemandian dan sholat jenazah serta persiapan pemakaman.
Berdasarkan keterangan
Khairul Lasarika, selaku anak dari jenazah pasien menerangkan, pada saat
selesai memandikan jenazah ayahnya, dokter yang menangani, memberikan uang
kepadanya. “Agar jenazah tidak lagi dibawa ke rumah dan langsung dibawa ke
lokasi pemakaman dan dimakamkan sesuai prosedur Covid-19,” katanya. Keterangan
ini dikatakan di hadapan massa yang ikut menjemput jenazah. Kemudian timbul
reaksi dari massa sehingga pihak keluarga beserta massa sekira 200 orang
menerobos ruang jenazah. Pukul 18.00 Wita Kapolresta Manado AKBP Elvianus Laoli
SIK tiba di RSU Pancaran Kasih.
Kabarnya pihak RSU
Pancaran Kasih tidak menyatakan pernyataan memberikan uang tersebut dan yang
menyebarkan isu tersebut dari pihak keluarga.
Hingga berita ini
dipublikasikan, kami terus mencoba mendapatkan informasi tentang klarifikasi
dari pihak rumah sakit, namun belum kami dapatkan.
Red: Md
Red: Md
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami