Friday, June 12, 2020

Mengintip Masjid Katedral Moskow Nan Memukau

(oleh: Siti Sundari)



Masjid Katedral Moskow adalah masjid yang amat kesohor bukan  hanya di Rusia tapi juga di dunia.  Masjid ini menjadi destinasi wisata bagi para pelancong dan penikmat arsitektur dan budaya. Ratusan ribu turis dari berbagai negara dan latar belakang agama  serta budaya, termasuk dari Indonesia mengunjungi masjid yang arsitekturnya amat indah dan klasik ini. 

Masjid Katedral Moskow rancangan Nikolay  Zhukov ini,  merupakan masjid tertua kedua di Rusia, dari 4 masjid tertua yang ada.  Masjid  tertua yang pertama adalah Historical Mosque  (1828)di Bolshaya Tatarskaya  Street, Masjid Katedral Moskow (1904) di depan KBRI ,Yardem Mosque (1997) di Otradanoye, dan Moscow Memorial  Mosque (1997) di Polkonaya Hill.

Para pengunjung akan   terpesona dengan desain interior masjid berupa hamparan  karpet tenun  dan lampu - lampu kristal yang tergantung indah setinggi 8 meter dengan berat 1,5 ton hadiah dari Pemerintah Turki. 


Masjid Katedral Moskow juga dihiasi dengan kubah  menara nan megah. Kubah berdiameter 27 m dengan tinggi 40 m dan menara  menjulang setinggi 70 m atapnya  berhiaskan  lapisan tembaga dan seng titanium. Di dalam kubahnya ada kaligrafi ayat-ayat  Kitab Al Qur'an  yang dipoles oleh 50 seniman pelukis Turki yang menghabiskan waktu 3 bulan. 

Nama "katedral" yang melekat  di Masjid Katedral Moskow, memang  terdengar  aneh bagi muslim  Indonesia.Tak heran jika Mahfud MD,  Menteri Polhukham  disindir pedas oleh Netizen,  karena menulis dengan menyebut " Masjid Katedral Moskow", saat menulis di statusnya soal pengalaman kunjungan delegasi Indonesia ke Rusia pertengahan tahun 2019 lalu. 

Netizen yang diketahui bernama Zulfahmi itu memberi komentar dengan nada nyinyir seakan apa yang ditulis mantan Mendagri masa Gus Dur itu tidak tepat , "Buat apa menggunakan istilah yang tidak biasa  digunakan dalam Islam."

Netizen lain @Michwanudin juga bertanya seakan menyangsikan kebenaran  nama masjid itu.

"Masjid Katedral ya Pak,  sanes ('bukan' dalam  bahasa Sunda,  red)  gereja. Dan itu nyata ada. " tanyanya d akun IG Mahfud. 

Jawaban Mahfud MD sendiri @Micwanudin juga semula menyatakan keheranannya soal  kata "katedral" yang melekat pada nama sebuah masjid. Namun menjawab pertanyaan nyinyir netizen Zulfahmi yang bersiul di akun twitternya pada Agustus 2019, Mahfud pun dengan tegas menjawab. "Itu kan mereka yang menggunakan. Kalau minta ke saya mungkin saya beri nama Masjid Akbar. Tapi mereka menyebut  begitu apa kita bisa melarang?   Apa juga hak kita melarang orang memberi nama atau menyebut nama masjidnya"  (Twitter,  Aug, 2, 2019)

"Itulah kenapa pentingnya  kita  mengetahui dan menguasai budaya  suatu negara dalam menterjemahkan  bahasa,  seperti Bahasa Rusia," jelas Susi Magdalena,  Ph.D ahli bahasa dan sastra Rusia Universitas Padjadjaran, lulusan S3 Institut Bahasa Rusia Aleksander Puskin,   saat ditanya Siti Sundari soal nama atau istilah yang terdengar asing   bagi orang awam tentang seluk beluk budaya dan bahasa Rusia. 


Sebenarnya,  penyebutan kata "katedral", yang melekat pada nama masjid tertua d Rusia itu karena memang pengaruh dari budaya negeri bekas Uni Soviet yang penduduknya terbesar  penganut  agama Kristen Ortodoks. Budaya masyarakat Kristen  Ortodoks Rusia  yang menyebut gereja besar dengan "katedral",  maka masjid besar di Moskow pun disebutnya sebagai " masjid katedral". Dalam bahasa Rusia disebut masjid subornaya atau masjid agung karena fungsinya memang sebagai masjid   agung di Kota Moskow.

Masjid Katedral Moskow  disebut juga Madjid Tatar  karena setelah pembangunan ulang  oleh Nikolay Zhukov sang arsitek desainnya  didominasi arsitektur Islam Tatar. Masjid yang awal dibangun pada tahun 1904 ini,  dirobohkan sejak tahun 1978 dan pada tanggal 11 September 2011 dihancurkan untuk dilakukan pembangunan ulang dengan ukuran jauh lebih besar dari sebelumnya di atas lahan yang sama.

Masjid Katedral Moskow yang menjulang indah di Kota  Moskow  akhirnya selesai dibangun dan diresmikan pada 23 September 2015 oleh Presiden Rusia Vladimir Putin uang dihadiri oleh Presiden Palestina  Mahmoud Abbas dan Presiden Turki Tayyep Erdogan.

Di bangun 3 lantai di atas lahan seluas18,9 ha  sepertiga dari  lahan itu menjadi ruang utama masjid yang bisa menampunh hingga 10.000 jemaah yang semula hanya bisa menampung  1500 jemaah. Keseluruhan biaya pembangungan  Masjid Katedral Rusia atau Masjid Tatar ditanggung sendiri oleh saudagar muslim bernama Saleh Yusupowich.

Meskipun ruang sholat/ sembahyang umat Islam  sudah diperbesar berkali-kali  lipat  namun masih dirasa kurang karena jemaahnya kini mencapai puluhan ribu orang.  (

(Siti Sundari dari berbagai sumber).



SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi