Masjid Katedral Moskow adalah masjid yang amat kesohor
bukan hanya di Rusia tapi juga di dunia. Masjid ini menjadi
destinasi wisata bagi para pelancong dan penikmat arsitektur dan budaya.
Ratusan ribu turis dari berbagai negara dan latar belakang agama serta
budaya, termasuk dari Indonesia mengunjungi masjid yang arsitekturnya amat
indah dan klasik ini.
Masjid Katedral Moskow rancangan Nikolay Zhukov ini,
merupakan masjid tertua kedua di Rusia, dari 4 masjid tertua yang ada.
Masjid tertua yang pertama adalah Historical Mosque (1828)di
Bolshaya Tatarskaya Street, Masjid Katedral Moskow (1904) di depan KBRI
,Yardem Mosque (1997) di Otradanoye, dan Moscow Memorial Mosque (1997) di
Polkonaya Hill.
Para pengunjung akan terpesona dengan desain interior
masjid berupa hamparan karpet tenun dan lampu - lampu kristal yang
tergantung indah setinggi 8 meter dengan berat 1,5 ton hadiah dari Pemerintah
Turki.
Masjid Katedral Moskow juga dihiasi dengan kubah menara
nan megah. Kubah berdiameter 27 m dengan tinggi 40 m dan menara menjulang
setinggi 70 m atapnya berhiaskan lapisan tembaga dan seng titanium.
Di dalam kubahnya ada kaligrafi ayat-ayat Kitab Al Qur'an yang
dipoles oleh 50 seniman pelukis Turki yang menghabiskan waktu 3 bulan.
Nama "katedral" yang melekat di Masjid Katedral
Moskow, memang terdengar aneh bagi muslim Indonesia.Tak heran
jika Mahfud MD, Menteri Polhukham disindir pedas oleh
Netizen, karena menulis dengan menyebut " Masjid Katedral
Moskow", saat menulis di statusnya soal pengalaman kunjungan delegasi
Indonesia ke Rusia pertengahan tahun 2019 lalu.
Netizen yang diketahui bernama Zulfahmi itu memberi komentar
dengan nada nyinyir seakan apa yang ditulis mantan Mendagri masa Gus Dur itu
tidak tepat , "Buat apa menggunakan istilah yang tidak biasa
digunakan dalam Islam."
Netizen lain @Michwanudin juga bertanya seakan menyangsikan
kebenaran nama masjid itu.
"Masjid Katedral ya Pak, sanes ('bukan' dalam
bahasa Sunda, red) gereja. Dan itu nyata ada. " tanyanya d
akun IG Mahfud.
Jawaban Mahfud MD sendiri @Micwanudin juga semula menyatakan
keheranannya soal kata "katedral" yang melekat pada nama sebuah
masjid. Namun menjawab pertanyaan nyinyir netizen Zulfahmi yang bersiul di akun
twitternya pada Agustus 2019, Mahfud pun dengan tegas menjawab. "Itu kan
mereka yang menggunakan. Kalau minta ke saya mungkin saya beri nama Masjid
Akbar. Tapi mereka menyebut begitu apa kita bisa melarang?
Apa juga hak kita melarang orang memberi nama atau menyebut nama
masjidnya" (Twitter, Aug, 2, 2019)
"Itulah kenapa pentingnya kita mengetahui dan
menguasai budaya suatu negara dalam menterjemahkan bahasa,
seperti Bahasa Rusia," jelas Susi Magdalena, Ph.D ahli bahasa dan
sastra Rusia Universitas Padjadjaran, lulusan S3 Institut Bahasa Rusia
Aleksander Puskin, saat ditanya Siti Sundari soal nama atau istilah
yang terdengar asing bagi orang awam tentang seluk beluk budaya dan
bahasa Rusia.
Sebenarnya, penyebutan kata "katedral", yang
melekat pada nama masjid tertua d Rusia itu karena memang pengaruh dari budaya
negeri bekas Uni Soviet yang penduduknya terbesar penganut
agama Kristen Ortodoks. Budaya masyarakat Kristen Ortodoks Rusia yang menyebut gereja besar dengan
"katedral", maka masjid besar
di Moskow pun disebutnya sebagai " masjid katedral". Dalam bahasa
Rusia disebut masjid subornaya atau masjid agung karena fungsinya memang
sebagai masjid agung di Kota Moskow.
Masjid Katedral Moskow
disebut juga Madjid Tatar karena
setelah pembangunan ulang oleh Nikolay
Zhukov sang arsitek desainnya didominasi
arsitektur Islam Tatar. Masjid yang awal dibangun pada tahun 1904 ini, dirobohkan sejak tahun 1978 dan pada tanggal
11 September 2011 dihancurkan untuk dilakukan pembangunan ulang dengan ukuran
jauh lebih besar dari sebelumnya di atas lahan yang sama.
Masjid Katedral Moskow yang menjulang indah di Kota Moskow
akhirnya selesai dibangun dan diresmikan pada 23 September 2015 oleh
Presiden Rusia Vladimir Putin uang dihadiri oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Turki Tayyep
Erdogan.
Di bangun 3 lantai di atas lahan seluas18,9 ha sepertiga dari lahan itu menjadi ruang utama masjid yang
bisa menampunh hingga 10.000 jemaah yang semula hanya bisa menampung 1500 jemaah. Keseluruhan biaya
pembangungan Masjid Katedral Rusia atau
Masjid Tatar ditanggung sendiri oleh saudagar muslim bernama Saleh Yusupowich.
Meskipun ruang sholat/ sembahyang umat Islam sudah diperbesar berkali-kali lipat
namun masih dirasa kurang karena jemaahnya kini mencapai puluhan ribu
orang. (
(Siti Sundari dari berbagai
sumber).
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami