Saturday, June 27, 2020

Masuk Zona Merah Kerentanan Gerakan Tanah, Jalur Palopo-Toraja Utara Dilanda Tanah Longsor



HR.ID - Musibah longsor Palopo kemarin sore sekitar pikul 16.00 Wita menyebabkan 9 rumah milik warga setempat amblas terbawa longsoran masuk jurang.

Peristiwa ini terjadi didataran tinggi Battang Barat jalur Propinsi yang menghubungkan antara kota Palopo dan Kab. Toraja Utara.

Menurut informasi yang kami dapatkan, longsor terjadi setelah hujan deras melanda daerah tersebut sejak dini hari hingga siang harinya. Peristiwanyapun banyak diabadikan dalam bentuk video oleh warga setempat ditik kejadian

Menurut keterangan warga bahwa kejadian longsor ini mulai terasa ketika pukul; 11.30 dimana hujan sangat deras terjadi dan bahkan 4 hari sebelum musibah itu, terjadi penurunan tanah sekitar 50 cm.

“Kejadian dari jam 11.30 wita hujan deras tetapi di 4 hari sebelumnya memang sdh terjadi penurunan tanah sekitar 50 cm,” kata seorang warga ketika dikonfirmasi Jum’at Malam 26/06/20.

Ia juga memberikan keterangan jika Kejadian tanah longsor  itu berloklasi di kilometer 23. Dari keterangannya sejak pukul 15.30 warga telah mersakan getaran tanah dan sekitar setengah jam kemudian tiba-tiba tanah menjadi retak dan longsor kebawah membawa rumah-rumah warga serta menimpah rumah warga lainnya yang berada di bagian bawah kilometer 21.

“Sudah terasa getaran tanah sejak pukul 15.30  diatas longsor kebawah.  Dibawah jalan tersebut ada juga jalan poros tepatnya kilometer 21.  Disitu juga menimpah rumah yang ada dijalan kilometer 21 dari atas km 23,” katanya.
Dari keterangannya, warga yang tertimpa tanah longsor di Km 21 tak ada korban meskipun ada beberapa warga yang terseret ikut tanah longsor namun mereka dapat menyelamatkan diri.

“Beruntung warga masyarakat yang berada dibawah (km 21) sempat melihat longsor sehingga berlarian keluar rumah, tapi ada juga warga yang tidak sempat selamatkan diri ikut terbawa Longsor tapi mereka selamat juga,” cerita dia.

Dari keterangan lain yang kami dapat menyebutkan bahwa dalam peristiwa tanah lonsor ini tidak mengakibatkan korban jiwa oleh karena masyarakat sebelum peristiwa terjadi mereka telah mengantisipasi dengan siapa siaga.

Hingga berita ini kami puiblikasikan, pihak BPBD dan pihak Instansi terkait serta pihak keamanan setempat terus bekerja keras mengevakuuasi warga untuk menghindari longsor susulan yang mungkin saja terjadi. BPBD juga membenarkan jika tanah longsor ini tidak menyebabkan korban jiwa.


Pernigatan dini berdasarkan acuan melalui peta yang dikeluarkan Galeri Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMGB) Indonesia, hingga hari ini, Kab. Luwu dan Kab. Tanah toraja serta Kab Enrekang yang paling terbanyak Zona merah pada tingkat keretakan dan pergeseran paling tinggi.  Zona merahnya memanjang dari Kab. Enrekang melawati Kab. Tanatoraja hingga sampai ke. Kab. Luwu Utara (Mangkutana.)

Red (A.Ms H)

SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi