HR.ID - Musibah longsor Palopo
kemarin sore sekitar pikul 16.00 Wita menyebabkan 9 rumah milik warga setempat
amblas terbawa longsoran masuk jurang.
Peristiwa ini terjadi
didataran tinggi Battang Barat jalur Propinsi yang menghubungkan antara kota
Palopo dan Kab. Toraja Utara.
Menurut informasi yang kami
dapatkan, longsor terjadi setelah hujan deras melanda daerah tersebut sejak
dini hari hingga siang harinya. Peristiwanyapun banyak diabadikan dalam bentuk
video oleh warga setempat ditik kejadian
Menurut keterangan warga
bahwa kejadian longsor ini mulai terasa ketika pukul; 11.30 dimana hujan sangat
deras terjadi dan bahkan 4 hari sebelum musibah itu, terjadi penurunan tanah
sekitar 50 cm.
“Kejadian dari jam 11.30
wita hujan deras tetapi di 4 hari sebelumnya memang sdh terjadi penurunan tanah
sekitar 50 cm,” kata seorang warga ketika dikonfirmasi Jum’at Malam 26/06/20.
Ia juga memberikan
keterangan jika Kejadian tanah longsor itu
berloklasi di kilometer 23. Dari keterangannya sejak pukul 15.30 warga telah
mersakan getaran tanah dan sekitar setengah jam kemudian tiba-tiba tanah menjadi
retak dan longsor kebawah membawa rumah-rumah warga serta menimpah rumah warga
lainnya yang berada di bagian bawah kilometer 21.
“Sudah terasa getaran tanah
sejak pukul 15.30 diatas longsor
kebawah. Dibawah jalan tersebut ada juga
jalan poros tepatnya kilometer 21.
Disitu juga menimpah rumah yang ada dijalan kilometer 21 dari atas km
23,” katanya.
Dari keterangannya, warga
yang tertimpa tanah longsor di Km 21 tak ada korban meskipun ada beberapa warga
yang terseret ikut tanah longsor namun mereka dapat menyelamatkan diri.
“Beruntung warga masyarakat
yang berada dibawah (km 21) sempat melihat longsor sehingga berlarian keluar rumah,
tapi ada juga warga yang tidak sempat selamatkan diri ikut terbawa Longsor tapi
mereka selamat juga,” cerita dia.
Dari keterangan lain yang
kami dapat menyebutkan bahwa dalam peristiwa tanah lonsor ini tidak
mengakibatkan korban jiwa oleh karena masyarakat sebelum peristiwa terjadi
mereka telah mengantisipasi dengan siapa siaga.
Hingga berita ini kami
puiblikasikan, pihak BPBD dan pihak Instansi terkait serta pihak keamanan setempat
terus bekerja keras mengevakuuasi warga untuk menghindari longsor susulan yang
mungkin saja terjadi. BPBD juga membenarkan jika tanah longsor ini tidak
menyebabkan korban jiwa.
Pernigatan dini berdasarkan acuan
melalui peta yang dikeluarkan Galeri Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (BVMGB) Indonesia, hingga hari ini, Kab. Luwu dan Kab. Tanah toraja serta
Kab Enrekang yang paling terbanyak Zona merah pada tingkat keretakan dan
pergeseran paling tinggi. Zona merahnya
memanjang dari Kab. Enrekang melawati Kab. Tanatoraja hingga sampai ke. Kab.
Luwu Utara (Mangkutana.)
Red (A.Ms H)
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami