Andi Ms Hersandy |
HR .Id - Gubernur Provinsi Sulawesi
Selatan, Prof. Nurdin Abdullah kembali melontarkan pernyataan kontroversial dan
mengejutkan dengan menyebut kebijakan Pelaksana Jabatan (PJ) Walikota Makassar,
Prof Yusran Yusuf jadi pemicu utama lonjakan pasien positif Covid-19 di
wilayahnya.
Bahkan Gubernur Sulsel
usungan partai Penguasa ini (PDIP) menuding jika sebelum ada pergantian Pelaksana Tugas,
Iqbal Suhaeb ke Penjabat Walikota, Yusran Yusuf, Angka kasus Covid-19 dapat dikendalikan. Namun
setelah pergantian, menurutnya ada miskomunikasi dalam penerapan kebijakan yang
dilakukan Pemkot Makassar.
“Kemarin ada pergantian PJ
Walikota. Sehingga ada miskomunikasi dalam hal menerapkan kelonggaran. Kita
dari awal berharap penanganan Covid-19 dapat lebih cepat lagi,” beber Gubernur
Sebagian besar kasus positif
Covid-19 atau sekitar 60% terkonfirmasi itu ada di Kota Makassar yang telah
dikategorikan zona merah.
Baca Juga: Kontroversi Pernyataan Gubernur Sulsel Akan Memicu Masyarakat Muslim Sholat Berjamaah di Masjid
Baca Juga: Kontroversi Pernyataan Gubernur Sulsel Akan Memicu Masyarakat Muslim Sholat Berjamaah di Masjid
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, hal itu tidak lepas dari pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar.
"Sehingga kita agak
kesulitan juga padahal kita berharap Makassar sebagai episentrum utama. Kita
ingin Makassar lebih ketat lagi," katanya seperti ditayangkan dalam Live Streaming Youtube BNPB, Rabu (10/6/20).
Hal itu ditanggapi Pemimpin
Redaksi Rajawali Selatan Indonesia, Andi Ms Hersandy bahwa tuduhan Gubernur Sulsel terhadap
koleganya yang belum genap dua bulan lamanya dilantik sungguh tidak adil.
Menurut Ketua Yayasan Misi Indionesia in,
mestinya pak Gubernur ingat pernyataan beliau yang kontropersial Seminggu
Sebelum Iqbal Suahaeb di mutasi dan digantikan oleh Prof. Yusran. Dulu Pak Gubernur menyanjung Pak Yusran dan mencela Pak Iqbal tapi kini berbalik lagi.
“Pak Gubernur mesti ingat
pernyataannya sebelum Iqbal Shuaeb dimutasi olehnya,” kata Andi Ms Hersandy (11/6/20)
di Makassar
Seperti diketahui kala itu penyataan
Gubernur yang kontroversial disampaikan di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jalan
Jenderal Sudirman, Makassar, Rabu (6/5/20), yaitu: ‘Karena mau lebaran, toko ditutup semua,
orang mau belanja dimana? Makanya semua toko, terutama yang punya tenaga kerja
banyak ini, harus kita tetap buka, tapi dengan catatan protokol kesehatan harus
tetap dijaga. Pakai masker, jaga jarak, didepan ada wastafel, ada hand
sanitizer, ada scanner, itu aja. Kita pastikan orang yang masuk di toko tidak
ada yang positif, nggak ada yang bermasalah’
Padahal menurut Andi Ms
Hersandy, sang Gubernur lupa bahwa saat itu Makassar lagi menerapkan PSBB yang
didukung oleh perwali N0.22 th 2020 yang
tidak memperbolehkan Mall dan toko-toko besar non sembako beraktivitas.
"Kekacauan Makassar dalam menagani pandemic Covid-19 berawal dari sini, berawal dari Insiden Toko New Agung. Apakah pak Gubernur tidak ingat peristiwa itu ?” kata Andi Ms Hersandy.
Mantan Aktivis Universitas Muslim Indonesia ini juga menguraikan jika semenjak Peristiwa Newe Agung yang izinnya di cabut dan beberapa hari kemudian justru dizinkan kembali untuk melakukan perdagangan, saat itu hampir semua toko-toko besar dan Mall serempak beraktivitas padahal penerapan PSBB tahap II sedang berjalan di tanggal 8 Mei hingga 21 Mei 2020.
"Kekacauan Makassar dalam menagani pandemic Covid-19 berawal dari sini, berawal dari Insiden Toko New Agung. Apakah pak Gubernur tidak ingat peristiwa itu ?” kata Andi Ms Hersandy.
Mantan Aktivis Universitas Muslim Indonesia ini juga menguraikan jika semenjak Peristiwa Newe Agung yang izinnya di cabut dan beberapa hari kemudian justru dizinkan kembali untuk melakukan perdagangan, saat itu hampir semua toko-toko besar dan Mall serempak beraktivitas padahal penerapan PSBB tahap II sedang berjalan di tanggal 8 Mei hingga 21 Mei 2020.
“Makassar jadi kacau, Iqbal dituding
begitu sulit untuk menangani Makassar karena katanya tidak solid. Di tengah pandemi, pelantikan berlangsung
dengan undangan terbuka di Ruang Sipakatau, Balai Kota Makassar, Rabu 13 Mei
2020 dan itu sudah melanggar aturan protocol copid-19, namun semua diabaikan,”
ungkap Andi lagi.
Waktu itu, Nurdin mengaku
memanggil Yusran menjadi Pj Wali Kota baru dengan menguatkan solidaritas untuk
menangani pandemi covi-19 namun saat ini justru berbalik menyerang Prof Yusran
dengan tuding an miring.
Semenjak peristiwa Toko New Agung
masyarakat sulsel dan terkhusus Makassar seakan tak percaya lagi adanya Pandemi
Covid-19. Dimana-mana masyarakat terlihat
beraktivitas layaknya tanpa pademi. Petugas
dalam hal ini Satpol PP seakan tak berdaya dan tak segarang lagi seperti saat sebelum
Insiden Toko New Agung terjadi.
“Lihat dimana-mana
masyarakat menentang petugas kesehatan untuk di Rapid Tes, penyebabnya apa ? ya
tentu kebijakan pemerintah sendiri yang sudah salah dalam menerapkan pencegahan
penyebaran Pandemi Copid-19. Gubernur
mestinya intropesksi atas kebijakannya dan tidak serta merta menyalakan Pj.
Walikota baru apalagi menyalahkan Bakal Calon Walikota Makassar. Sebenarnya siapa awalnya yang memberi
kelonggaran masyarakat beraktivitas ? silahkan nilai sendiri ,” pungkas Andi Ms
Hersandy.
Seperti diketahui, semenjak peristiwa Toko New Agung yang terletak di Jl. DR. Ratulangi pada 6 Mei lalu dimana saat itu terjadi Insiden menggemparkan antara Satpol PP dan Karyawan serta Manajemen Toko New Agung yang menurut pengakuan Kasatpol PP, Iman Hud, ia sangat kesal terhadap Manajemen Toko Agung yang tidak megindahkan himbauannya. Ia mengaku jika teguran terhadap Toko New Agung itu sudah sekitar 10 Kali dan itulah yang membuat mereka jadi kesal disamping dengan adanya preman-preman yang melindunginya, sehingga terjadi adanya pemukulan oleh salah satu personil Satpol PP terhadap karyawan Toko Agung.
Seperti diketahui, semenjak peristiwa Toko New Agung yang terletak di Jl. DR. Ratulangi pada 6 Mei lalu dimana saat itu terjadi Insiden menggemparkan antara Satpol PP dan Karyawan serta Manajemen Toko New Agung yang menurut pengakuan Kasatpol PP, Iman Hud, ia sangat kesal terhadap Manajemen Toko Agung yang tidak megindahkan himbauannya. Ia mengaku jika teguran terhadap Toko New Agung itu sudah sekitar 10 Kali dan itulah yang membuat mereka jadi kesal disamping dengan adanya preman-preman yang melindunginya, sehingga terjadi adanya pemukulan oleh salah satu personil Satpol PP terhadap karyawan Toko Agung.
Buntut dari peristiwa itu,
Izin Toko Agung dicabut, konsekwensinya Iqbal Shuaeb lantas di mutasi. Selain mutasi karena masa baktinya berakhir, masyarakat
justru menilai jika Iqbal dianggap tidak mau kompromi terhadap pelanggar
PSBB, Akibatnya dari itu Gubernur jadi geram membela Pelaku bisnis besar dengan mengeluarkan pernyataan bahwa Toko-toko dan Mall
berkaryawan besar boleh buka meski penerapan PSBB berlangsung.
Dari pemantauan kami sejak
itu dibeberapa Kabupaten di Sulsel, telah terjadi pelonggaran aktivitas
Masyarakat, terkhusus di Makassar bahkan hingga warkop-warkop kini telah
beraktivitas menjalankan rutinitas seperti biasanya bahkan live music pun
terlihat semarak tanpa ada keraguan pandemi Covid-19.
Red: Md
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami