(Klarifikasi atas Tulisan "Pemuda berkarya di dunia nyata")
Pada tanggal 24 juni 2020,
salah satu anggota DPRD termuda buton utara, Trisna jaya membuat pernyataan dengan judul ‘Pemuda
berkarya didunia nyata bukan didunia maya’.
Maksud yang sebenarnya
tersirat dari tulisan tersebut adalah
sebuah himbauan dan ajakan yang bersifat positif ditujukan kepada pemuda yang
khususnya hari ini hanya bisa
mengkritik, bahkan sangat pandai
berbicara dimedia sosial (Dunia Maya) tapi tidak produktif dan tidak memiliki konstribusi apa apa didunia nyata, dimana secara Teori
tuntas tapi realitas Zero. Manusia manusia yang tanpa identitas
berfikir yang jelas.
Himbauan ini sebenarnya
bermakna positif untuk mengajak semua pemuda untuk bisa produktif dan kreatif
agar jelas sebuah nilai diri dan konstribusinya dalam berbuat untuk daerah
sebelum melampaui segala ucapanya, minimal
tidak ilustrasi diri lah yang dibenahi terlebih dahulu misalnya
pencapaian ilmu pengetahuan dan akademik
yang baik sebagai wujud legalitas diri, agar rasionalitas segala ucapan dan
kritikan yang dilontarkan itu tidak lagi diragukan muaranya. Himbauan Trisna
jaya tersebut sebenarnya sebuah himbauan yang bermakna positif tapi sangat
disayangkan bisa dimultitafsirkan sebagian
besar dari kita. Didalam pernyataan nya tersebut tidak ada satu kalimatpun
yang ditujukan untuk menjustisfikasi
para pemuda secara keseluruhan karena
gambaran yang sebenarnya didalam tiap
narasi kalimat dalam pernyataan tersebutjelas dan di sertakan pula kalimat
bahwa masih banyak anak muda dibuton utara yang hari ini bisa
berkeliling antar benua bahkan ada pula pemuda Buton utara yang bisa
berkarya nya dalam bentuk Buku yang hari ini bisa di rilis di Gramedia,
kenyataan positif yang berusaha disampaikan
dalam tulisan itu untuk
selanjutnya diteladani. Karena di
keseharian-nya yang bisa kita saksikan adalah pemuda pemuda dengan pencapaian kongkrit ini ternyata masih bisa membawa pribadi nya ibarat seperti
padi, yang makin berisi makin merunduk, anak muda seperti ini lah yang
sebnarnya patut diteladani, bukan yang kerjanya hanya bisa mengkritik di Dunia Maya saja Tapi
realisasi zero.
Menyikapi Pernyataan Trisna
Jaya tersebut Muncul lah penyataan susulan atas nama Lilik Asron yang entah berangkat dari sudut
pandang mana dalam menafsirkan. Entah bermaksud mengkritik atau apalah..?
Atau bisa
jadi karena dirinya sendiri yang sebenarnya kurang paham dalam bernalar secara sehat sehingga membuatnya gagal paham atau dangkalnya kempuan berfikirnya
menterjemahkan Makna setiap kata dalam
tulisan tersebut . Lilik Asron sebenarnya
tidak memahami makna penjabaran tulisan, dia hanya terjebak dalam judul
awal saja tanpa memahami latar belakang
dan rumusan masalah serta isi dan kesimpulan dalam tulisan tersebut sehingga
membuat dirinya menjabarkan maksud
kalimat terlalu jauh dan tidak sesuai lagi dengan makna yang sebenarnya
bahkan cara dia menafasirkan nya sudah
kedalam versi yang berbeda sehingga menimbulkan multipresepsi yang setip hari
dikembangkan sebagai opini.
Dimana letak
kesalahan nya jika Seorang Trisna Jaya yang hari ini sebagai Tokoh muda sekaligus anggota
legislatif ingin berbagi sedikit spirit
semangat dan himbauan positif yang sifatnya membangun mengingat kita semua adalah sesama pemuda
yang berada dalam ruang lingkup daerah
yang sama. ?
Harusnya sebagai sesama kaum
muda yang katanya berlegatitas kita bisa
menyambut baik himbauan tersebut dengan cara pandang yang cerdas. apa sebuah
hal yang teramat sulit bagi kita bersikap responsif dan bisa menterjemahkan segala himbauan dan ajakan
tersebut dari sisi positif, bukankah itu akan bisa kita jadikan sebagai bahan
referensi berfikir, dan motivasi agar kita tercerahkan karena memang beliau pantas untuk memberikan
kita arahan dan himbauan positif terlebih dengan adanya sebuah pembuktian awal
dari seorang Trisna jaya dengan
kapasitas dirinya yang hari ini yang telah menduduki kursi legislatif pada usia 25 Tahun.
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami