HR.Id - Anwar Faruq, anggota dewan
DPRD Kota Makassar menyampaikan keprihatinan dan kecamannya terhadap kinerja
Dinsos kota Makassar yang dinilai lambat.
Menurut laporan yang
disampaikan oleh Ibu Lily selaku lurah Tidung, ada 420 paket dinsos yg sudah 4
hari tersimpan di kantor keluharan menunggu instruksi distribusi dari dinsos.
Masalahnya adalah berbelit
belitnya validasi data yang dilakukan oleh dinsos, menyebabkan validasi yang
harus bolak balik ke kelurahan.
Anwar menghimbau agar dinsos
kota Makassar segera melakukan gerak cepat dalam 2 hari ini sehingga bantuan
bisa tersalurkan. Bisa busuk nanti itu bantuan jika tidak sampai ke
masyarakat,tambahnya.
Pihak kelurahan juga menanti
kejelasan agar bantuan ini bisa tersalurkan karena besok atau lusa lebaran
sudah tiba.
Diketahui sebelumnya menurut
konfirmasi beberapa waktu lalu, pemerintah Kota (Pemkot) Makassar melalui Dinas
Sosial telah memvalidasi sekitar 50 ribu-an data masyarakat Makassar yang
terdampak covid-19. Mereka ini yang akan menerima paket sembako.
Bantuan sosial berupa
sembako bagi masyarakat terdampak covid-19 telah disitribusi oleh Dinas Sosial
(Dinsos) Kota Makassar sejak sebulan yang lalu.
Dikonfirmasi oleh awak media
kamis kemarin (20/5/20), menyebutkan jika Dinas Sosial Kota Makassar menjamin
penyaluran bantuan sosial selama pandemi Covid-19 termasuk penerapan Pembatasan
Sosial Skala Besar di Makassar transparan dan akuntabel.
Kepala Dinsos Makassar,
Mukhtar Tahir menyebut proses penunjukan, pelaksaanan hingga evaluasi diawasi
langsung oleh sejumlah instansi yakni Kejaksaan, Kepolisian, APIP dan BPKP
. Dan yang dibagikan harus didokumentasikan
satu persatu, didata dan dikroscek betul, untuk itulah membuat mereka harus berhati-hati dalam bertindak karena
aturan hukumnya jelas.
Mukhtar menyampaikan jika sudah ada kisaran 50.000
paket sembako yang disalurkan di 153 Kelurahan di Kota Makassar dan hanya
menyisakan 9.000 paket yang belum dibagikan dan ia mengakui ada kendala yang
ditemui di lapangan sehingga penyaluran jadi lamban.
Diakuinya ada beberapa data yang dobel dikarenakan pengajuan
penerimanya dari berbagai sumber dan adanya lurah yang punya usulan sendiri di
wilayahnya sebagai penerima sehingga ingin mengganti penerima yang sudah
terdata sebelumnya.
Kadis ini mengakui jika tim
dan stafnya kewalahan persoalan mengkroscek data satu persatu penerima 60.000
paket tersebut, alagi berbarengan dengan yang BLT, PKH dan BPNT.
Red: AH
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami