Tuesday, April 14, 2020

Seorang Pemuda Ditembak Polisi dan Dituding Teroris, Solidaritas Umat Islam Poso Membuat Pernyataan Sikap Kecam Polisi.

Foto.Solidaritas Umat Islam Poso mengeluarkan pernyataan sikap 

HR.Com - Penembakan seorang pemuda yang terjadi di Poso membawa duka mendalam bagi keluarganya, dan bukan hanya itu, kluarga korban korban juga kecewa dengan stigma dan tudingan aparat kepolisian. Pasalnya korban yang bernama Qidam yang tewas di tembak aparat saat melintas di belakang Polsek Poso Pesisir Utara pada Kamis, 09 April 2020 disebut di pemberitaan media dengan julukan teroris dan difitnah terlibat kelompok Ali Kalora (Mujahidin Indonesia Timur).

Keluarga korban sangat menolak jika korban disebut sebagi Teroris, apalagi dikatakan bagian dari kelompok Ali kalora.

“Keluarga menolak Qidam ini dibilang teroris, terlibat dengan kelompok Ali Kalora. Bagaimana kenal dengan Ali Kalora, sedangkan daerah ini saja belum semua dia tahu. Ini tidak mungkin,” bantah Azis Nusra, kakek dari Qidam.

Bahkan Kepala Dusun Tobe, Desa Membuke, Kecamatan Poso Pesisir, I Wayan Wana Putra juga menolak jika Qidam disebut sebagai teroris. Menurutnya, di wilayah Desa Membuke pada saat itu tengah dilakukan operasi tanggap COVID 19. Ia sempat menyangka korban adalah PDP (Pasien Dalam Pemantauan) yang menghindar dari sweeping di jalan Trans Sulawesi.

“Karena kita fokus penanganan COVID 19, jadi perkiraan saya, beliau itu adalah pelarian PDP. Jadi saya itu tidak ada pikiran ke teroris malahan saya bilang (Qidam ini, red) ganteng sekali itu anak, dia punya cukuran rapi tidak ada motif-motif ke sana (terorisme), Bayangan saya waktu itu adalah cuman seputar virus ini,” jelas I di Desa Kilo

I Wayan mengaku sempat bertemu dengan Qidam sebelum ditembak mati. Ia bahkan mendekati Qidam yang membawa ransel, dan tidak curiga sedikitpun.

“Kalau memang saya ada kecurigaan, dia itu bawa tas jadi tidak berani saya mendekat. Pasti saya akan takut karena bisa saja itu ada bom. Tapi saya dekati dia, saya rangkul. Itu anak saya bilang, ‘mari dek saya ajak ke rumah.’ Cuman waktu itu dia tidak mau,” lanjut Wayan.

Kondisi Jenazah Qidam terlihat sangat mengenaskan, sehingga hal ini menambah sakit hati keluarga dan masyarakat sekitar.

“Kabar yang kita dengar anak ini tertembak tapi kami keluarga kaget begitu kita melihat jenazahnya. Ternyata luka itu tidak seperti luka tembak. Banyak luka tidak wajar, seperti luka dianiaya sebelum meninggal. Itu yang membuat kita emosi,” ujar salah seorang kerabat wanita Qidam, di rumah duka.

Pihak keluarga menyatakan tidak terima dengan peristiwa salah tembak terhadap Qidam. Apalagi ditemukan bekas penganiayaan yang tidak wajar. “Dia seperti dianiaya sebelum ditembak,” jelasnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, leher Qidam dalam kondisi patah. Kulit paha hingga dekat kemaluan terlihat disayat memanjang. Selain itu ditemukan juga luka tusukan pisau di leher dan sayatan di dada sebelah kiri dan kanan. Tak hanya itu, bekas luka tembakan juga nampak di dada depan hingga tembus belakang

“Di pahanya ada sayatan panjang sampai mendekati kemaluannya seperti dirobek, kemudian di dada itu kena tembak tembus belakang. Ada juga tusukan di leher, kemudian kaki patah. Leher patah. Di dada ada seperti disayat-sayat dengan pisau,” lanjunya lagi.

Menurut keluaga korban lainnya pada hari sabtu (11/4/20), Qidam punya masalah dengan keluarga dan hendak pergi ke Menado. Qidam kemudian kabur dari rumah dengan membawa ransel lewat belakang Polsek Pesisir Utara di  Desa Membuke, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Ia bercerita jika Qidam itu masih anak sekolah, dia dimarahi neneknya, dibilang jangan pergi, tapi anak ini malah pinjam uang sama tetangga untuk sewa oto pergi Manado, dia lari dari rumah bawa tas ransel lewat belakang Polsek Poso Pesisir Utara. Entah karena bagaimana selanjutnya hingga polisi megatakan dia itu Teroris, polisi kira dia orang gunung, akhirnya didor  

Dikabarkan Hari ini, Senin 13 April 2020 Solidaritas Umat Islam Poso mengeluarkan pernyataan sikap sehubungan dengan penembakan tersebut. Koordinator Solidaritas Umat Islam Poso, Ustadz Sugianto Kaimudin dalam rilisnya kepada media mengutarakan bahwa secara fisik korban almarhum Qidam Alfarizki Mowance didapati terbunuh dalam kondisi tidak wajar.

“Diduga terjadi penganiayaan ditandai dengan adanya luka jahitan dari paha kiri sampai melewati kemaluan, adanya dugaan luka tusuk pada leher, bahu, dan sekitar rusuk kiri, adanya dugaan patah bagian paha kanan, adanya pembengkakan pada leher yang diduga patah, adanya memar pada belakang leher,” demikian pers rilis yang dikutif dari Kiblat.net pada Senin, (13/04/20).

Pernyataan sikap tersebut turut didukung dan ditandangani oleh sejumlah elemen Muslim Poso seperti H. Arifin Tuamaka,S.Ag,MM (Ketua MUI Kab. Poso), Hamzah (Amanatul Ummah), Irwan Mowance (Ayah kandung Qidam), Mukhtar (BPD Tambarana) dan Ustadz Kasmuri Salamah, S.pd.I (Ketua DPW FPI Poso).

Pernyataan sikap 'Solidaritas Umat Islam Poso' sebagai berikut :

Mengecam dengan keras tindakan yang dilakukan oleh pihak Kepolisian atas diri Qidam Alfarizki Mowance.

Bahwa kami yakinkan, bahwa Qidam Alfarizki Mowance bukan merupakan anggota kelompok manapun yang dihubungkan dengan TERORIS.

Bahwa tindakan kepolisian sangat bertolak belakang dengan prinsip praduga tak bersalah dimana korban di perlakukan tanpa melalui proses hukum yang jelas.

Meminta pihak kepolisian dalam hal ini POLDA sulawesi tengah menarik pernyataan di media yang menyatakan Almarhum Qidam Alfarizki Mowance adalah jaringan MIT Pimpinan Ali Kalora, karena korban sama sekali tidak terlibat dalam jaringan apapun.

Bahwa Qidam Alfarizki Mowance adalah masyarakat biasa yang tidak ada hubungannya dengan pergerakan terorisme dimanapun juga.

Meminta kepada pihak kepolisian untuk menjelaskan secara transparan persoalan ini kepada keluarga, karena kami yakin Qidam alfarizki Mowance tidak bersalah.

Meminta agar ditegakkan hukum se Adil-adilnya agar dikemudian hari anak bangsa tidak menjadi korban kebrutalan sepihak tanpa bukti awal yang jelas.

Red. Md

Kiblat.Net/Gelora.co
Foto. Kiblat.net

SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi