Monday, February 03, 2020

Siswa SMP 13 Dibuly Hingga Dirawat Dirumah Sakit


HR.Id - Karena di buly oleh tujuh temannya sekolahnya dengan candaan Pelajar kelas VII SMPN 16 Kota Malang, berinisial MS (13) maka  akibatnya, jari tengah tangan kanan MS memar.  Kini MS tengah di rawat di rumah sakit.
Kepala Dinas Pendidilan dan Kebudayaan Kota Ma;lang, Zubaedah  mengatakan bahwa ia telah meminta keterangan kepada teman-teman MS.  Hasilnya, bahwa taka da kekerasan didalamnya dan murni hanya candaan, naming ia mengaku akan mendalami masalah tersebut.

Sementara itu, Kepala SMPN 16 Kota Malang Syamsul Arifin, membenarkan adanya dugaan Buliyying yang dialami siswanya.  Pihak sekolah  berdalih masih sedang  melakukan pendalaman atas masalah tersebut.

"Secara kronologis, patut diduga ada kekerasan di SMPN 16. Tetapi, kami masih belum tuntas dalam menyelesaikan itu, karena masih berproses. Tetapi kekerasan itu secara pribadi kami punya keyakinan, itu bukan kesengajaan tapi bergurau seusia anak," katanya saat ditemui awak media, Jumat (31/1/2020).

Ia melanjutkan, diduga ada tujuh siswa yang melakukan bullying atau perundungan terhadap korban, MS. Namun, menurut catatan sekolah, ketujuh anak tersebut tidak pernah memiliki catatan minor.

"Yang melakukan itu kan anak-anak yang tidak punya record kenakalan yang sangat keras. Mereka itu anak Badan Dakwah Islam dan Pramuka. Sedangkan, anak yang jadi korban itu memang anak diam sekali, anak pinter sekali," ungkapnya.

Terkuaknya masalah bullying ini berawal pada Senin (27/1/2020) lalu. Itupun ketika pihak sekolah mendengar ada salah satu siswanya yang tengah dirawat di RS Lavalette, lantas Pihak Bimbingan Konseling (BK) SMPN 16 melanjutkan dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah sakit dan ternyata informasi itu benar.

MS mengalami banyak luka memar di pergelangan tangan dan juga disekujur tubuhnya. Bahkan videonya beredar di medsos bagaimana MS nampak kesakitan. Menurut informasi, Dokter sempat menyarankan agar jari tengah tangan kanan MS untuk diamputasi. 

Pihak sekolah mangaku telah mengumpulkan tujuh siswa yang diduga melakukan perundungan buliy itu, pada Selasa (28/1/2020). Mereka  dikonfirmasi terkait peristiwa perundungan yang menurut pengakuan mereka ituterjadi pada Jumat (24/1/2020).

"Anak-anak memang mengakui melakukan. Tapi anak-anak (bingung) dan saling melihat. Kok bisa separah itu. Bisa jadi itu sebuah pembelaan," ujar kepsek.

Saat itupula, pihak sekolah juga telah berkoordinasi dan mengumpulkan para orang tua terduga pelaku perundungan, termasuk orang tua korban, komite sekolah dan stakeholder terkait untuk melakukan mediasi.

Dalam pertemuan mediasi tersebut, mereka sepakat bahwa para orang tua terduga pelaku perundungan siap bertanggung jawab,termasuk biaya pengobatan MS.

Pada hasil pertemuan mediasi itu terkumpul uang sumbangan sebesar Rp 4,2 juta, dengan rincian uang dari orang tua terduga pelaku perundungan Rp 1,4 juta, dana sosial sekolah Rp 750 ribu serta dari guru dan tenaga kependidikan Rp 2 juta.

Pada perkembangan kasus tersebut hingga 1 Pebruari 2020, Pihak kepolisian Polresta Malang Kota tengah menyelidiki kasus bully yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Kota Malang. Pihak Polresta mengaku telah  mendapatkan informasi  tentang  kejadian itu.

“Kita masih dalam tahap penyelidikan. Karena kita belum bisa menyentuh pada para saksi yang ada di sekolah, termasuk juga murid-murid yang terlibat,” kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata di Mapolresta Malang, Sabtu (1/2/2020).

Karena pelaku dan korban masih di bawah umur, Polresta Malang Kota menangani kasus itu dengan perpedoman pada Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.

“Kita tindaklanjuti. Untuk pasal, pasal 80 ayat 2 karena ini luka berat. Ancamannya juga 5 tahun dengan Rp 100 juta,” kata Leonardus
Selanjutnya leonardus juga menjelaskan jika kejadian bully antar-siswa itu sudah terjadi pada pekan lalu. Akan tetapi pihak korban memilih untuk tidak melaporkan meski harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang, kasus itu baru terlaporkan setelah vidoenya viral di media social.

Sampai saat ini, korban berinisial MS (13) itu masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang. Sejumlah bagian tubuh korban mengalami luka memar. Korban juga masih trauma akibat kejadian itu. “Kemarin kita sudah besuk di Rumah Sakit Lavallette, menyaksikan bahwa kondisi korban masih sakit. Di beberapa bagian tubuhnya, di bagian pergelangan tangan, pergelangan kaki, juga di bagian punggung belakang masih ada bekas memar,” ungkapnya.

Dikatakan bahwa untuk saat ini korban masih belum bisa banyak bercerita karena korban masih trauma, untuk itu pihak kepolisian belum bias mengambil keterangan dariinya.
Hingga saat ini, polisi telah diperiksa dua saksi oleh penyidik Polresta Malang Kota, yakni ibu dan paman korban. Menurut Rencana, penyidik juga akan memeriksa pihak sekolah, termasuk tujuh siswa yang terlibat dalam aksi bully, dan dari guru-guru atau kepala sekolah. Orang tua dari yang bersangkutan juga akan dimintai keterangan.

Red - Her


SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi