HR-Com - Diduga terlibat kasus Jiwasraya dan Asabri, Desakan masyarakat
kepada Presiden Joko Widodo untuk mencopot Kepala Staf Kepresidenan (KSP),
Moeldoko semakin tinggi usai menguatnya kasus Jiwasraya dan Asabri.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono. ikut
priohatitan dengan kasus yang menimpa Moeldoko, untuk itu, ia mendesak Presiden
Jokowi agar menangkap dan mengungkapkan pelaku kejahatan atau perampok
Jiwasraya dan Asabri.
"Sudah saatnya Kangmas Joko Widodo untuk konsentrasi dalam
penegakan hukum terutama lebih ditekankan pada kinerja. Kejaksaan Agung yang
harus bisa mengembalikan dana Jiwasraya dan Asabri yang dirampok oleh Heru
Hidayat, Hary Prasetyo Cs serta menghukum semua pelaku perampokan Jiwasraya dan
Asabri seberat beratnya," kata Arief Poyuono, Sabtu (11/1/20), dari entry idtoday.co
Arief meyakini bahwa perampok Jiwasraya dan Asabri mendapatkan
dukungan dan perlindungan dari
orang-orang dekat Presiden Jokowi, dengan demikian Arief berharap agar
Jokowi yang mempunyai mandat dari rakyat,
tidak boleh ragu-ragu untuk menyikat semua orang lingkaran Istana yang
dekat dengan para perampok Jiwasraya dan Asabri
Sebagaimana diketahui, Moeldoko memasukkan Hary Prasetyo sebagai
staff di KSP dibawah pimpinan Moeldoko pada saat Jiwasraya hancur. Hary
Prasetyo yang merupakan mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya
(Persero). Di KSP, Hary menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian III bidang Kajian
dan Pengelolaan Isu-Isu Ekonomi Strategis.
"Ini bukti kalau perampok Jiwasraya itu ada disekitaran
kangmas Joko Widodo, karena itu Kangmas harus mengevaluasi Moeldoko atau
mencopot Moeldoko yang telah menempatkan Hary Prasetyo dengan alasan tidak tahu
siapa Hary Prasetyo," desak Arioef.
Kasus Jiwasraya telah terungkap pada 2018 lalu dengan mengalami
kesulitan membayar polis para pemegang polis. Hari Prasetyo. kala itu Ia
menjabat sebagai direktur keuangan. Sebagai direksi ketika itu Hari dituding
mengabaikan prinsip kehati-hatian tatkala menjual produk JS Saving Plan dalam
kurun waktu 2014-2018 hingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan
nasabah.
Terkait KSP, dari berita sebelum, Moeldoko mengaku tak mengetahui jika Harry
diduga terlibat dalam kasus gagal bayar yang melilit perusahaan asuransi pelat
merah tersebut. Sehingga, namanya lolos ketika direkrut pada Mei 2018 lalu
hingga akhirnya berkantor di KSP sampai periode pertama Pemerintahan Presiden
Joko Widodo yang berakhir pada 19 Oktober lalu.
Dalam pernyataan Arief selanjutnya ia menyoroti korupsi yang ada
di Asabri. Asabri dibobol hingga 10 triliun ini juga
kata Arief sebagai bentuk perampokan yang paling mengerikan sepanjang sejarah
di era Presiden Jokowi.
Menurut politi Gerindra ini menegaskan agar jangan sampai Asabri gulung tikar dan dana prajurit
TNI Polri hilang. Akibatnya, bisa memicu kemarahan yang punya dana di Asabri.
"Kangmas jangan pernah menyetujui untuk menalangi gagal bayar
polis Jiwasraya dengan uang negara. Jangan ikuti jejak SBY seperti menangani
kasus Bank Century," tegasnya
Sebenarnya Kasus Asabri sudah lama ketahuan setelah BPK mengaudit
Asuransi yang menangani Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada
tahun 2016. Dalam temuannya, BPK menilai
pengelolaan investasi di Asabri tidak efektif dan efisien. Hampir sama dengan
Jiwasraya.
Diindikasikan harga saham-saham yang menjadi portofolio Asabri
berguguran lebih dari 90 persen sepanjang 2019. Dari keterbukaan informasi
diketahui ada 14 saham yang masuk ke dalam portofolio Asabri. Namun, Asabri
melepas seluruh investasinya di PT Pool Advista Finance Tbk. (POOL) pada
Desember 2019.
Akibatnya, saham POOL terjun paling dalam di antara portofolio
Asabri lainnya dengan penurunan 96,93 persen sepanjang 2019. Bahkan, saham
tersebut disuspensi hingga kini sejak 30 Desember 2019, dengan level harga
penutupan Rp 156.
Asabri menjadi sorotan karena portofolio saham mereka rontok
hingga 90 persen dan kasus dugaan korupsi lebih dari Rp 10 triliun, namun
hingga kini mengawali tahun 2020 Asabri belum diaudit oleh BPK.
Pada Kasus ini, Diduga ada 2 pelaku dibalik kasus korupsi PT Asuransi Sosial
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) senilai Rp 10 triliun lebih.
Beberapa Politis dan Pengamat mengatakan, kedua nama tersebut
berasal dari industri pasar modal, namanya juga ada di skandal PT Asuransi
Jiwasraya.
Mantan Kabareskrim Susno Duadji dalam akun twitter pribadinya, Minggu (11/1/20) bahkan turut berkomentar “Siapa pelakunya? Kalau memang benar; ya pasti orang yang berkuasa, orang dalam, nggak mungkin dari luar,” Twitnya.2. KORUPSI ASABRI ? : smg saja tdk benar, kalo benar maka akan semakin susut kepercayaan publik pd dunia perasuransian di negeri ini, siapa pelakunya ? kalau memang benar ; ya pasti org yg berkuasa , org dalam, gak mungkin dr luar,,— susno duadji (@susno2g) January 11, 2020
Red: Rd
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami