Saturday, September 28, 2019

Korban Kerusuhan Terbanyak Di Wamena Adalah Suku Bugis, Sulawesi Selatan



HarapanRakyat-Ribuan Pengungsi korban kerusuhan Wamena di markas Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya membutuhkan bantuan pakaian, makanan, dan barang-barang keperluan bagi mereka dan para anak serta perempuan.  Jumlahnya Sekitar 5.500 jiwa.

Dari informasi yang ditayangkan situr resmi AntaraNews.com, Sabtu (28/9/19),  Letkol Inf Candra Dianto selaku Komandan Distrik Militer 1702 Jayawijaya telah menyebutkan bahwa warga yang mengungsi di markas Kodim umumnya hanya membawa baju di badan saat berusaha menghindari dampak kerusuhan di Wamena.


Menurut penjelasannya, bantuan pangan pokok dari pemerintah untuk pengungsi korban kerusuhan Wamena baru difokuskan ke satu posko pengungsian yaitu posko pengungsian Gedung Okumarek yang dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

"Kami minta informasi ini disebarkan seluas-luasnya agar banyak pihak yang tergerak untuk membantu para korban yang kini tengah mengungsi," katanya.


Hingga kini, sambungnya, Komando Distrik Militer 1702 Jayawijaya hanya mengandalkan bantuan logistik yang masih tersedia di markas.


"Pengungsi tidak mau ke Okumarek. Warga maunya di Kodim, sementara dapur lapangan Pemda ada di Okumarek," tuturnya.

Ia menambahkan, selain pakaian dan makanan, pengungsi juga membutuhkan susu untuk balita, popok bayi, dan pembalut untuk perempuan.


Awal mula kerusuhan pecah di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada terjadi pada Senin (23/9) lalu. Aksi unjuk rasa yang melibatkan ribuan peserta itu yang berujung pada perusakan fasilitas publik hingga kantor bupati setempat.  Rumah-rumah dan ruko warga pendatang dibumi hanguskan dan bahkan pemiliknya ada yang dibantai.


Akibat dari kerusuhan tersebut puluhan warga pendatang khususnya orang-orang bugis dan padang jadi korban, bahkan seorang dokter dikabarkan dibakar hidup-hidup. Olehnya itu ribuan warga pendatang akan menunggu antrean untuk di Evakuasi ke Timika atau ke Jayapura.  


Berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa jumlah korban saat ini sebanyak 32 orang, dari jumlah tersebut, terdiri dari 10 orang Padang dan 22 orang Bugis. Sangat tragis, memilukan dan menyesakan dada, karena beberapa diantaranya dikabarkan dibakar.



Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jayawijaya, dr.Felly Sahureka menyebutkan, ada 71 pasien yang luka-luka akibat kerusuhan. "Dari 71 pasien itu, 20 orang di antaranya yang dirujuk ke luar Wamena," katanya. Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua itu mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta dirusak dan dibakar oleh pengunjuk rasa.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "5.500 Pengungsi Korban Kerusuhan di Wamena Butuh Bantuan" , https://katadata.co.id/berita/2019/09/28/5500-pengungsi-korban-kerusuhan-di-wamena-butuh-bantuan
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Desy Setyowati 
Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jayawijaya, dr.Felly Sahureka menyebutkan, ada 71 pasien yang luka-luka akibat kerusuhan. "Dari 71 pasien itu, 20 orang di antaranya yang dirujuk ke luar Wamena," katanya. Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua itu mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta dirusak dan dibakar oleh pengunjuk rasa.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "5.500 Pengungsi Korban Kerusuhan di Wamena Butuh Bantuan" , https://katadata.co.id/berita/2019/09/28/5500-pengungsi-korban-kerusuhan-di-wamena-butuh-bantuan
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Desy Setyowati 
Sementara itu berdasarkan entry surabayainside.com, hari ini, menyebutkan Direktur Komunikasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Lukman Azis Kurniawan, menilai ada fenomena gunung es terkait korban kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua. Dari data terbaru yang dilansir ACT sebanyak 10.000 pengungsi di Wamena, mayoritas pendatang dari suku Bugis dan Minang.

“Jumlah itu yang tercatat resmi. Fenomena gunung es sepertinya terjadi di Wamena ini. Sedikit yang tampak, itu kemungkinan ada besar yang belum terpantau,” kata Aziz saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu malam (28/9/19).


Dia mengatakan, warga pendatang yang paling banyak menjadi korban adalah suku Bugis, Sulawesi Selatan dan Minang (Padang), Sumatera Barat. Kendati demikian, warga pendatang dari Jawa juga ikut menjadi korban.

“Dua itu suku terbanyak, mungkin suku-suku lain juga. Dari Jawa juga banyak dari sana,” ujarnya.



Data resmi dan terbaru yang dikeluarkan ACT sebanyak 10.000 orang mengungsi serta 2.589 eksodus. Sementara harta benda terbakar ada 224 mobil, 150 motor, 165 rumah, 465 ruko, 5 perkantoran, dan 15 perkantoran rusak berat. Korban jiwa 33 orang dan 77 luka-luka.


Red: Andi

Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jayawijaya, dr.Felly Sahureka menyebutkan, ada 71 pasien yang luka-luka akibat kerusuhan. "Dari 71 pasien itu, 20 orang di antaranya yang dirujuk ke luar Wamena," katanya. Aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua itu mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta dirusak dan dibakar oleh pengunjuk rasa.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "5.500 Pengungsi Korban Kerusuhan di Wamena Butuh Bantuan" , https://katadata.co.id/berita/2019/09/28/5500-pengungsi-korban-kerusuhan-di-wamena-butuh-bantuan
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Desy Setyowati 

SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

1 comment:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi